Me and SHINee #9
Tubuhku terpelanting menghantam kaca depan mobilku karena seat bealt yang kupakai terlepas. Setelah itu, semuanya menjadi gelap...
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Taemin P.O.V
Aku berjalan malas menuju ruang tamu apartemen kami (Baca : SHINee). Setelah duduk, aku langsung menyalakan laptop di atas meja. Malam ini aku ingin online. Bosan sekali, apalagi Key hyung belum pulang! Padahal aku ingin makan masakannya, huh!
Tiba-tiba ringtone handphone-ku berbunyi. Ada panggilan masuk, dari Key hyung. Kubuka flap ponselku.
"Annyeo..."
"Taemin-ah. Cepat ke Seoul International Hospital sekarang juga! Ajak juga member yang lain! Cepat!" Key hyung memotong salamku dengan nada suaranya yang terdengar panik.
"N-ne hyung..." aku segera mematikan sambungan telepon itu dan segera berlari menuju ruang tengah dimana ada Jonghyun hyung dan Onew hyung.
"HYUNG!!" aku berteriak memanggil kedua hyung-ku yang melongo menatap televisi. Sayangnya, teriakanku tidak mempan. Karena penasaran, aku menatap layar televisi.
"...telah terjadi kecelakaan antara mobil dan truk di jalan..." samar-samar kudengar reporter berita itu memberikan informasi tentang kecelakaan yang terjadi di jalan yang dekat dengan apartemen Yuri.
"...diketahui korban dari kecelakaan tersebut bernama Han Yuri..."
DEG !
Han Yuri?? Yuri noona?? Aku membelalakkan mataku tak percaya. Kulihat Jonghyun menunduk sambil memegangi kepalanya. Sedangkan Onew hyung berdiri sambil menutup mulutnya tak percaya.
"HYUNG!! Ayo kita ke Seoul International Hospital sekarang juga! Key hyung meminta kita untuk segera kesana," kataku setengah berteriak pada kedua hyung-ku itu. Mereka menoleh cepat ke arahku lalu segera berlari keluar apartemen tanpa mematikan televisinya terlebih dahulu.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Key P.O.V
Disinilah aku sekarang, duduk di depan ruang UGD Seoul International Hospital. Jantungku berdetak tak karuan. Aku terus berdo'a untuk keselamatan Yuri. Samar-samar kudengar langkah kaki mendekat ke arahku. Aku mendongak. Dihadapanku sekarang sudah ada Jonghyun, Onew dan Taemin. Mereka bertiga duduk di sampingku. Onew hyung menepuk-nepuk pundakku lembut untuk menenangkanku. Sedangkan Taemin dan Jonghyun menunduk berdo'a untuk keselamatan Yuri.
"Dimana Minho?" tanyaku.
"Minho masih kuliah. Sebelum kesini aku sudah mengirimkannya pesan. Jadi ia akan menyusul," jawab Onew.
Aku mengangguk mengerti.
Pintu ruang UGD terbuka. Keluarlah dokter beserta seorang suster yang tadi menangani Yuri. Aku langsung berdiri dan menghampiri dokter itu.
"Bagaimana keadaan Yuri, dokter?" tanyaku.
"Anda keluarga nona Han?" dokter itu kembali bertanya padaku.
"Saya temannya," jawabku.
"Nona Han mengalami patah tulang ringan di pergelangan tangan, kaki dan juga tulang tengkoraknya. Tapi sekarang keadaannya sudah membaik dan akan dipindahkan ke ruang rawat inap," kata dokter.
"Baiklah dokter. Terima kasih," ucapku sambil membungkuk. Dokter itu mengangguk dan pergi dari ruang UGD. Suster yang tadi keluar bersama dokter memintaku untuk segera mengurus administrasi Han Yuri. Aku berjalan mengikuti suster itu menuju ruang administrasi. Setelah selesai, suster itu memberitahuku bahwa Yuri sudah dipindah ke ruang 412. Aku mengucapkan terima kasih lalu pergi dari ruang itu.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yuri P.O.V
Kubuka mataku perlahan. Samar-samar kulihat ada seseorang yang duduk di sampingku sambil memegangi tanganku. Sepertinya dia tertidur. Dan ada 3 orang yang duduk di sofa dekat pintu.
"Dimana aku?" tanyaku sambil mencoba bangkit dari ranjang. Seseorang yang duduk di sampingku tersenyum lalu menahan tubuhku agar tidak bangun.
"Kau di rumah sakit, Yuri ssi. Jangan bangun dulu, keadaanmu masih belum baik," katanya sambil mengusap pelan puncak kepalaku.
"Key?" tanyaku pada orang itu.
"Ne, aku disini," jawabnya sambil tersenyum ke arahku.
Aku membalas senyuman Key.
"Kepalaku pusing sekali," kupegangi kepalaku dengan kedua tanganku.
"Tunggulah disini, aku akan memanggil dokter," Key keluar dari ruanganku untuk memanggil dokter.
"Yuri noona! Kau sudah sadar," pekik Taemin sambil berjalan kearahku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah laku Taemin. Taemin duduk di kursi sebelah ranjangku, lalu ia memegang tanganku yang tidak diberi selang infus.
"Taemin ssi..." kataku pelan.
Jonghyun dan Onew bangkit dari sofa lalu berjalan menghampiriku.
"Jonghyun ssi, Onew ssi..." kataku pelan sambil tersenyum ke arah mereka.
"Wah, kami ketiduran. Tidak sempat melihat Yuri noona membuka mata," kata Jonghyun sambil bersandar di tembok sebelah ranjangku. Aku tersenyum geli mendengarnya.
"Ah, akan kupanggilkan Minho hyung," kata Taemin lalu beranjak dari duduknya.
"Tidak usah, Taemin. Biarkan saja, dia pasti sangat lelah," kataku. Taemin mengangguk lalu kembali duduk.
Key datang dengan seorang dokter dan suster di belakangnya. Dokter itu menghampiriku dan mulai memeriksa denyut nadiku. Suster di samping dokter itu menyerahkan sebuah alat suntik kepada dokter. Kupejamkan mataku karena aku tak ingin melihat bagaimana jarum suntik itu menembus kulitku. Aku meringis kesakitan saat jarum suntik itu menembus kulit tanganku. Dokter mengoleskan sebuah kapas yang dingin ke bekas suntikan tadi, yang kurasa adalah kapas yang sudah ditetesi alkohol. Sebelum pergi, dokter muda itu berkata padaku.
"Obat suntik tadi bekerja untuk meredakan nyeri di tubuh anda yang terbentur, noona. Dan sepertinya keadaan anda cukup baik untuk orang yang baru mengalami kecelakaan," dokter itu tersenyum padaku lalu keluar dari ruang rawatku setelah pamit pada Key dan yang lain.
Key dan Taemin berjalan menghampiriku. Sedangkan Onew, Jonghyun dan Minho kembali duduk di sofa.
"Yuri ssi, sebaiknya kamu tidur. Ini sudah larut malam," kata Key yang diikuti anggukan oleh Taemin. Aku tersenyum lalu kupejamkan mataku.
Kurasakan selimut tebal yang menutupi setengah dari tubuhku kini naik hingga menutupi sebagian leherku. Tangan lembut Key mengusap pelan puncak kepalaku.
"Selamat malam noona, selamat tidur." ucap Taemin pelan.
"Selamat tidur, Yuri ssi. Nice dream..." ucap Key pelan lalu mengecup pelan dahiku.
Mataku sudah tidak kuat lagi. Akhirnya aku tertidur saat Key mengecup dahiku. Entahlah, tapi perasaanku sedikit tenang saat itu. Senyuman masih tersungging dibibirku walau mataku sudah menutup dan aku mulai berpetualangan di dunia tidurku....
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
Note ^^
Halloo..^^ selamat datang di blog saya! Welcome to my blog! Silakan dilihat-lihat, dibaca-baca tapi jangan di copas! Di blog ini juga saya post fanfic-fanfic. Jangan lupa tinggalkan komentar setelah membaca artikel di blog saya! Kunjungi juga WP saya di safiraalhana.wordpress.com
Kamis, 28 April 2011
FF - Me and SHINee Part 8
Me and SHINee #8
Aku tersenyum membaca pesan dari Key. Sambil menunggu Key, aku memakan spaghetti yang telah kupesan tadi. Ah, biarlah. Aku sudah terlanjur memesannya. Toh kalaupun Key ingin mentraktirku lagi tidak apa kok. Sepertinya seporsi spaghetti ini tak akan cukup untukku yang sudah kelaparan. ^^
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Onew P.O.V
"Hmm...aku lapar." gumamku sambil membuka kulkas. Betapa kecewanya aku, saat melihat kulkas itu kosong, tak ada makanan atau minuman sama sekali.
"Ugh, membosankan !" gerutuku sambil membanting pintu kulkas. Aku berjalan lunglai menuju ruang tengah dorm SHINee. Saat ini yang ada di dorm hanya aku, Jonghyun dan Taemin. Minho sedang ada kuliah, sedangkan Key pergi entah kemana.
"Kenapa hyung?" tanya Taemin.
"Lapar...." jawabku sambil memegang perutku yang sudah mengempis.
"Ooh..." kata Taemin dan Jonghyun bersamaan, lalu kembali menonton televisi dan mengacuhkanku.
"Yaa!! Kalian ini!! Kenapa kalian mengacuhkanku?" tanyaku sebal sambil mematikan televisi.
"Aahh, hyung!! Kalau lapar belilah makanan di luar," kata Jonghyun sebal sambil menghidupkan kembali televisi dengan remote yang dipegangnya.
Aku berjalan sebal ke kamar dengan sedikit mengentakkan kakiku. Kuambil jaket, topi, kacamata dan syal. Aku hendak pergi ke supermarket di depan dorm. Lihat saja nanti, kalian berdua tidak akan kuberi makanan! Gerutuku dalam hati pada Taemin dan Jonghyun.
"Hyung, tolong belikan kami camilan," kata Taemin saat aku hendak keluar dari dorm.
Aku menoleh ke arah Taemin kesal, "Ya!! Beli sendiri sana!!"
Taemin menggumam pelan sambil merebahkan tubuhnya kembali ke sofa. Aku keluar dari dorm dan langsung menuju supermarket. Sesampainya di supermarket, aku mengambil keranjang dan mengisinya dengan berbagai macam snack dan minuman. Setelah berbelanja di supermarket, aku menyempatkan diri untuk mampir ke kedai ramen. Aku membeli seporsi ramen bungkus dan membawanya pulang ke dorm. Kurapatkan jaketku, angin malam berhembus membuat topi yang kupakai hampir terjatuh. Secepatnya aku berlari menuju dorm. Perutku sudah berbunyi sejak tadi. Dan aku semakin ttak sabar untuk menikmati ramen hangat yang baru kebeli tadi...
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Key P.O.V
Kuparkir mobilku di area parkir Italian Restaurant. Setelah mengunci pintu mobil, aku segera menuju ke dalam restoran. Dari balik pintu kaca restoran itu, bisa kulihat Yuri sedang duduk sambil makan sesuatu. Setelah berada di dalam restoran, aku segera menghampiri meja Yuri yang tak jauh dari pintu masuk.
"Annyeong~Yuri ssi." sapaku sambil duduk di depan Yuri.
"Annyeong~" Yuri menoleh ke arahku sambil tersenyum.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yuri P.O.V
"Annyeong~" aku membalas sapaan Key sambil mengelap mulutku. Aku tersenyum padanya, dan ia juga tersenyum padaku.
"Mianhae, Key-ah. Aku mendahuluimu makan. Aku baru membaca pesanmu saat aku sudah ada di sini. Mianhae..." kataku meminta maaf sambil menundukkan kepalaku.
"Ne, gwenchanayo. Aku tau kau pasti sedang lapar sekali, lanjutkan saja makanmu. Aku akan memesan makanan." kata Key.
Key memanggil seorang pelayan yang kebetulan lewat di sampingnya. Ia memesan seporsi Beef Steak, segelas Lemon Juice dan es krim. Setelah pelayan itu pergi, Key berdehem pelan lalu membuka pembicaraan kami.
"Ehm, Yuri ssi." ucap Key. Aku mengangkat kepalaku dan memandang Key.
"Ne, waeyo?" ucapku selembut mungkin. Keningku sedikit berkerut.
"Ah, tidak. Lupakan saja. Teruskan saja makanmu." katanya sedikit canggung dan tersenyum manis kearahku. Ah, senyum Key sangat manis. Aku mengangguk lalu kembali makan spaghetti yang kupesan.
Seorang pelayan datang sambil membawa pesanan Key. Saat itu juga kebetulan aku sudah selesai makan. Aku menunggu Key makan sambil mencicipi dessertku. Kulihat Key yang sedang asyik makan Steak-nya. Ah, Key sangat tampan malam ini. Entah kenapa aku tersenyum sambil melihat Key makan. Tiba-tiba Key menaruh garpu yang dipegangnya dan menatapku dengan sorot mata kenapa-kau-melihatku-seperti-itu.
"Umm, gwenchana Key-ah." kataku sambil menunduk sebelum Key bertanya padaku.
Key tersenyum sambil mengacak rambutku pelan. Lalu ia kembali melanjutkan aktivitas makan-memakan itu (?) #plak.
Setelah Key selesai makan, kami mengobrol sambil menikmati es krim masing-masing. Bisa kurasakan kecanggungan yang melanda kami. Sesekali Key berdehem untuk menghindari kecanggungan itu.
"Um, Yuri ssi. Hari Minggu besok kau ada acara tidak?" tanya Key.
"Sepertinya tidak ada. Waeyo?" tanyaku sambil memakan es krimku.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Kau mau kan?" tanya Key antusias.
Aku berpikir sejenak, "Baiklah." semoga keputusanku benar. Key tersenyum lalu kembali memakan es krimnya. Aku menunduk malu. Tidak percaya dengan ajakan Key tadi. Kumakan es krimku sambil menunduk. Kutahan senyum bahagiaku.
Handphoneku bergetar di atas meja. Segera kuambil handphoneku dan membuka flapnya. 1 New Message. Kubuka pesan singkat itu yang ternyata dari Minho. Keningku berkerut heran, darimana ia tau nomor ponselku?
Sender : 085749033372
At Wednesday, March 2-2011 8.05 pm
Annyeong~Han Yuri ssi. Its me, Choi Minho. Did u remember me? Choi Minho SHINee.
Aku tersenyum ketika membaca pesan singkat itu. Segera kubalas pesan singkat Minho.
To : 085749033372
At Wednesday, March 2-2011 8.07 pm
Ne, annyeong Minho-ah. Tentu aku masih ingat. Masa aku melupakan idolaku sendiri, haha.
Sending Message To 085749033372 is Succesfull !
Kuletakkan kembali handphoneku di atas meja. Aku kembali menikmati es krimku seraya memandangi jalanan kota Seoul dari jendela di sampingku. Key berdehem pelan, namun bisa kudengar. Aku menoleh ke arah Key. Ternyata Key juga sedang memandangku dengan senyuman di bibirnya. Aku tersenyum lalu menunduk malu.
"Yuri ssi. Hari Minggu nanti aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Kau mau?" tanya Key.
"Ah, tapi..."
"Please, Yuri ssi. Kumohon..." kata Key sambil mengeluarkan Puppy Eyes andalannya. Aku menghela napas panjang.
"Ne, baiklah." kataku sambil tersenyum ke arah Key. Key mengacak rambutku lembut. Ia masih tersenyum dan terus memandangku. Ah, sepertinya pipiku sudah memerah sekarang.
Setelah acara dinner itu selesai, aku segera memacu mobilku dengan kecepatan sedang menembus kegelapan malam kota Seoul. Sambil menyetir, aku menikmati lagu SHINee-Romantic yang diputar di salah satu stasiun radio. Jalanan kini sudah gelap, hanya ada beberapa lampu jalanan di pinggir jalan. Saat tiba di belokan jalan menuju gedung apartemenku, kulihat ada truk besar yang berjalan dengan kecepatan tinggi. Refleks, aku pun segera menepikan mobilku dan menginjak remnya. Ban mobilku berdecit karena pengereman mendadak itu. Dan ternyata aku salah menepikan mobilku. Mobilku kini menabrak sebuah pohon yang besar. Tubuhku terpelanting menghantam kaca depan mobilku karena seat bealt yang kupakai terlepas. Setelah itu, semuanya menjadi gelap...
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
Aku tersenyum membaca pesan dari Key. Sambil menunggu Key, aku memakan spaghetti yang telah kupesan tadi. Ah, biarlah. Aku sudah terlanjur memesannya. Toh kalaupun Key ingin mentraktirku lagi tidak apa kok. Sepertinya seporsi spaghetti ini tak akan cukup untukku yang sudah kelaparan. ^^
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Onew P.O.V
"Hmm...aku lapar." gumamku sambil membuka kulkas. Betapa kecewanya aku, saat melihat kulkas itu kosong, tak ada makanan atau minuman sama sekali.
"Ugh, membosankan !" gerutuku sambil membanting pintu kulkas. Aku berjalan lunglai menuju ruang tengah dorm SHINee. Saat ini yang ada di dorm hanya aku, Jonghyun dan Taemin. Minho sedang ada kuliah, sedangkan Key pergi entah kemana.
"Kenapa hyung?" tanya Taemin.
"Lapar...." jawabku sambil memegang perutku yang sudah mengempis.
"Ooh..." kata Taemin dan Jonghyun bersamaan, lalu kembali menonton televisi dan mengacuhkanku.
"Yaa!! Kalian ini!! Kenapa kalian mengacuhkanku?" tanyaku sebal sambil mematikan televisi.
"Aahh, hyung!! Kalau lapar belilah makanan di luar," kata Jonghyun sebal sambil menghidupkan kembali televisi dengan remote yang dipegangnya.
Aku berjalan sebal ke kamar dengan sedikit mengentakkan kakiku. Kuambil jaket, topi, kacamata dan syal. Aku hendak pergi ke supermarket di depan dorm. Lihat saja nanti, kalian berdua tidak akan kuberi makanan! Gerutuku dalam hati pada Taemin dan Jonghyun.
"Hyung, tolong belikan kami camilan," kata Taemin saat aku hendak keluar dari dorm.
Aku menoleh ke arah Taemin kesal, "Ya!! Beli sendiri sana!!"
Taemin menggumam pelan sambil merebahkan tubuhnya kembali ke sofa. Aku keluar dari dorm dan langsung menuju supermarket. Sesampainya di supermarket, aku mengambil keranjang dan mengisinya dengan berbagai macam snack dan minuman. Setelah berbelanja di supermarket, aku menyempatkan diri untuk mampir ke kedai ramen. Aku membeli seporsi ramen bungkus dan membawanya pulang ke dorm. Kurapatkan jaketku, angin malam berhembus membuat topi yang kupakai hampir terjatuh. Secepatnya aku berlari menuju dorm. Perutku sudah berbunyi sejak tadi. Dan aku semakin ttak sabar untuk menikmati ramen hangat yang baru kebeli tadi...
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Key P.O.V
Kuparkir mobilku di area parkir Italian Restaurant. Setelah mengunci pintu mobil, aku segera menuju ke dalam restoran. Dari balik pintu kaca restoran itu, bisa kulihat Yuri sedang duduk sambil makan sesuatu. Setelah berada di dalam restoran, aku segera menghampiri meja Yuri yang tak jauh dari pintu masuk.
"Annyeong~Yuri ssi." sapaku sambil duduk di depan Yuri.
"Annyeong~" Yuri menoleh ke arahku sambil tersenyum.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yuri P.O.V
"Annyeong~" aku membalas sapaan Key sambil mengelap mulutku. Aku tersenyum padanya, dan ia juga tersenyum padaku.
"Mianhae, Key-ah. Aku mendahuluimu makan. Aku baru membaca pesanmu saat aku sudah ada di sini. Mianhae..." kataku meminta maaf sambil menundukkan kepalaku.
"Ne, gwenchanayo. Aku tau kau pasti sedang lapar sekali, lanjutkan saja makanmu. Aku akan memesan makanan." kata Key.
Key memanggil seorang pelayan yang kebetulan lewat di sampingnya. Ia memesan seporsi Beef Steak, segelas Lemon Juice dan es krim. Setelah pelayan itu pergi, Key berdehem pelan lalu membuka pembicaraan kami.
"Ehm, Yuri ssi." ucap Key. Aku mengangkat kepalaku dan memandang Key.
"Ne, waeyo?" ucapku selembut mungkin. Keningku sedikit berkerut.
"Ah, tidak. Lupakan saja. Teruskan saja makanmu." katanya sedikit canggung dan tersenyum manis kearahku. Ah, senyum Key sangat manis. Aku mengangguk lalu kembali makan spaghetti yang kupesan.
Seorang pelayan datang sambil membawa pesanan Key. Saat itu juga kebetulan aku sudah selesai makan. Aku menunggu Key makan sambil mencicipi dessertku. Kulihat Key yang sedang asyik makan Steak-nya. Ah, Key sangat tampan malam ini. Entah kenapa aku tersenyum sambil melihat Key makan. Tiba-tiba Key menaruh garpu yang dipegangnya dan menatapku dengan sorot mata kenapa-kau-melihatku-seperti-itu.
"Umm, gwenchana Key-ah." kataku sambil menunduk sebelum Key bertanya padaku.
Key tersenyum sambil mengacak rambutku pelan. Lalu ia kembali melanjutkan aktivitas makan-memakan itu (?) #plak.
Setelah Key selesai makan, kami mengobrol sambil menikmati es krim masing-masing. Bisa kurasakan kecanggungan yang melanda kami. Sesekali Key berdehem untuk menghindari kecanggungan itu.
"Um, Yuri ssi. Hari Minggu besok kau ada acara tidak?" tanya Key.
"Sepertinya tidak ada. Waeyo?" tanyaku sambil memakan es krimku.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Kau mau kan?" tanya Key antusias.
Aku berpikir sejenak, "Baiklah." semoga keputusanku benar. Key tersenyum lalu kembali memakan es krimnya. Aku menunduk malu. Tidak percaya dengan ajakan Key tadi. Kumakan es krimku sambil menunduk. Kutahan senyum bahagiaku.
Handphoneku bergetar di atas meja. Segera kuambil handphoneku dan membuka flapnya. 1 New Message. Kubuka pesan singkat itu yang ternyata dari Minho. Keningku berkerut heran, darimana ia tau nomor ponselku?
Sender : 085749033372
At Wednesday, March 2-2011 8.05 pm
Annyeong~Han Yuri ssi. Its me, Choi Minho. Did u remember me? Choi Minho SHINee.
Aku tersenyum ketika membaca pesan singkat itu. Segera kubalas pesan singkat Minho.
To : 085749033372
At Wednesday, March 2-2011 8.07 pm
Ne, annyeong Minho-ah. Tentu aku masih ingat. Masa aku melupakan idolaku sendiri, haha.
Sending Message To 085749033372 is Succesfull !
Kuletakkan kembali handphoneku di atas meja. Aku kembali menikmati es krimku seraya memandangi jalanan kota Seoul dari jendela di sampingku. Key berdehem pelan, namun bisa kudengar. Aku menoleh ke arah Key. Ternyata Key juga sedang memandangku dengan senyuman di bibirnya. Aku tersenyum lalu menunduk malu.
"Yuri ssi. Hari Minggu nanti aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Kau mau?" tanya Key.
"Ah, tapi..."
"Please, Yuri ssi. Kumohon..." kata Key sambil mengeluarkan Puppy Eyes andalannya. Aku menghela napas panjang.
"Ne, baiklah." kataku sambil tersenyum ke arah Key. Key mengacak rambutku lembut. Ia masih tersenyum dan terus memandangku. Ah, sepertinya pipiku sudah memerah sekarang.
Setelah acara dinner itu selesai, aku segera memacu mobilku dengan kecepatan sedang menembus kegelapan malam kota Seoul. Sambil menyetir, aku menikmati lagu SHINee-Romantic yang diputar di salah satu stasiun radio. Jalanan kini sudah gelap, hanya ada beberapa lampu jalanan di pinggir jalan. Saat tiba di belokan jalan menuju gedung apartemenku, kulihat ada truk besar yang berjalan dengan kecepatan tinggi. Refleks, aku pun segera menepikan mobilku dan menginjak remnya. Ban mobilku berdecit karena pengereman mendadak itu. Dan ternyata aku salah menepikan mobilku. Mobilku kini menabrak sebuah pohon yang besar. Tubuhku terpelanting menghantam kaca depan mobilku karena seat bealt yang kupakai terlepas. Setelah itu, semuanya menjadi gelap...
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
FF - Me and SHINee Part 7
Me and SHINee #7
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yuri P.O.V
Kulihat Jadwal kuliahku yang kutempel di dinding dekat meja belajar. Hari ini aku ada kuliah pukul 10.30 am. Kulirik jam tanganku, sekarang masih pukul 07.15 am. Kuputuskan untuk pergi jalan-jalan bersama Eun Hae. Aku mengirimkan pesan pendek kepada Eun Hae untuk memintanya menemaniku jalan-jalan. Sekaligus aku akan bercerita tentang pertemuanku dengan SHINee. Semenjak pertemuanku dengan Eun Hae seminggu yang lalu, aku belum menceritakan kisahku itu lantaran aku memang sedang sibuk dengan tugas kuliahku. Handphoneku bergetar. Kulihat layarnya menunjukkan pesan masuk. Kubuka pesan balasan itu yang ternyata dari Eun Hae.
'Ne, setengah jam lagi kujemput kau di depan gedung apartemenmu.'
Aku tersenyum kecil membaca pesan balasan itu. Segera aku menuju kamar mandi dan mengganti bajuku. Setelah persiapan selesai, aku segera keluar dari apartemenku dan menuju lift.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mobil Eun Hae berhenti di area parkir Coffee Shop. Aku dan Eun Hae segera turun dari mobil dan menuju ke kedai kopi favorit kami itu. Aku dan Eun Hae memilih duduk di pojok dekat jendela. Pelayan Coffee Shop itu datang dan menanyakan pesanan kami. Eun Hae memesan secangkir cappucino. Sedangkan aku memesan secangkir cappucino dan seporsi kue tiramissu. Sambil menunggu pesanan, aku dan Eun Hae asyik mengobrol tentang kuliah masing-masing.
"Ah, kau tau Yuri, minggu ini tugas kuliahku banyak sekali. Aku bahkan sampai begadang gara-gara mengerjakannya. Lihatlah, tanganku bisa keriting kalau begini terus." keluh Eun Hae sambil memperlihatkan kedua tangannya yang sedikit bengkak gara-gara keseringan mengetik.
"Nasib kita sama, Eun Hae ssi." kataku.
"Ya, dan hari ini aku sangat senang. Karena tidak ada jadwal kuliah dan tugas-tugas yang membuat tanganku keriting itu." kata Eun Hae.
"Hahahaha...." kami tertawa bersama-sama.
Seorang pelayan datang membawakan pesanan kami. Setelah pelayan itu pergi, Eun Hae memintaku untuk menceritakan pertemuanku dengan SHINee itu.
"Ayo, sekarang ceritakan, Yuri ssi." kata Eun Hae.
"Baiklah, jadi ................" aku menceritakan kisahku dari A-Z. Sedetail-detailnya. Yah, setidaknya yang kuceritakan adalah kejadian yang masih kuingat. Sesekali Eun Hae menutup mulutnya tak percaya dengan kejadian yang kualami. Setelah aku selesai menceritakan kisahku, Eun Hae mulai berkomentar.
"Beruntung sekali kau, Yuri ssi. Jujur saja, aku iri padamu." kata Eun Hae sambil tersenyum kecut.
"Mianhae, Eun Hae ssi. Aku lupa memintakan tanda tangan mereka untukmu." kataku meminta maaf pada Eun Hae.
"Gwenchanayo...lain kali saja." kata Eun Hae sambil tersenyum.
Eun Hae menyeruput cappucino-nya. Kami berhenti mengobrol sebentar untuk menikmati hidangan kami. Aku mengunyah kue-ku sambil menatap keluar jendela.
"Eh, Yuri ssi. Kapan-kapan ajak aku bertemu dengan SHINee, ya!" pinta Eun Hae sambil mengeluarkan senyum terbaiknya.
"Ah, ne ne." jawabku. Mulutku masih penuh dengan kue tiramissu yang kumakan.
Setelah selesai mengobrol di Coffee Shop, Eun Hae pamit padaku untuk pergi ke Daegu menjenguk kakaknya yang sedang sakit. Aku memilih untuk tetap di Coffee Shop sampai pukul 09.30 am. Kulihat taman di balik jendela di sampingku. Taman kecil itu tampak teduh nan asri. Air mancur dan kolam kecil di tengah-tengah taman, dan sebuah bangku panjang di bawah pohon cemara. Di taman itu tumbuh beraneka macam bunga hias, seperti tulip, mawar merah, mawar putih, lavender, dan masih banyak lagi. Ah, musim semi yang indah....
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku keluar dari campus setelah selesai dengan kuliahku hari ini. Kulirik jam tanganku, pukul 6.15 pm. Ah, perutku lapar sekali. Kuberhentikan mobilku di depan sebuah restoran Italia. Aku masuk ke restoran itu dan duduk di meja dekat pintu masuk. Seorang pelayan menghampiriku dan menanyakan pesananku. Aku memesan seporsi spaghetti, segelas jus jeruk dan dessert sebagai penutup. Sambil menunggu pesanan datang, aku menyibukkan diriku dengan membaca pesan-pesan singkat yang menumpuk dari teman-temanku. Sampai pada pesan terakhir, aku terkejut melihat Sender : Key. Kubaca pesan singkat yang dikirim sekitar 3 jam yang lalu.
Sender : Key
At Wednesday, March 2-2011 3.10 pm
Annyeong~ Yuri ssi! Nanti malam aku ingin mengajakmu dinner di Italian Restaurant pukul 7.00 pm. Bisa tidak?
-Kibum SHINee-
Aku mengernyit heran. Kulirik jam tanganku, pukul 6.35 pm. Ah, bukankah sekarang aku sedang berada di Italian Restaurant? Segera kubalas pesan singkat dari Key.
To : Key
At Wednesday, March 2-2011 6.36 pm
Annyeong~ Mianhae Key-ah, aku baru membalas pesanmu. Sekarang aku sudah berada di Italian Restaurant, kau bisa kesini sekarang. Tenang saja, aku sedang tidak sibuk malam ini.
Sending Message to Key is Succesfull !
Seorang pelayan datang dengan membawa nampan berisi makanan yang kupesan. Setelah mengucapkan selamat makan, pelayan itu pergi. Baru saja aku akan memegang sendok, tiba-tiba handphoneku bergetar. Ada pesan masuk dari Key.
Sender : Key
At Wednesday, March 2-2011 6.40 pm.
Ne, gomawo Yuri ssi, aku segera kesana. Tunggu aku!
Aku tersenyum membaca pesan dari Key. Sambil menunggu Key, aku memakan spaghetti yang telah kupesan tadi. Ah, biarlah. Aku sudah terlanjur memesannya. Toh kalaupun Key ingin mentraktirku lagi tidak apa kok. Sepertinya seporsi spaghetti ini tak akan cukup untukku yang sudah kelaparan. ^^
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yuri P.O.V
Kulihat Jadwal kuliahku yang kutempel di dinding dekat meja belajar. Hari ini aku ada kuliah pukul 10.30 am. Kulirik jam tanganku, sekarang masih pukul 07.15 am. Kuputuskan untuk pergi jalan-jalan bersama Eun Hae. Aku mengirimkan pesan pendek kepada Eun Hae untuk memintanya menemaniku jalan-jalan. Sekaligus aku akan bercerita tentang pertemuanku dengan SHINee. Semenjak pertemuanku dengan Eun Hae seminggu yang lalu, aku belum menceritakan kisahku itu lantaran aku memang sedang sibuk dengan tugas kuliahku. Handphoneku bergetar. Kulihat layarnya menunjukkan pesan masuk. Kubuka pesan balasan itu yang ternyata dari Eun Hae.
'Ne, setengah jam lagi kujemput kau di depan gedung apartemenmu.'
Aku tersenyum kecil membaca pesan balasan itu. Segera aku menuju kamar mandi dan mengganti bajuku. Setelah persiapan selesai, aku segera keluar dari apartemenku dan menuju lift.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mobil Eun Hae berhenti di area parkir Coffee Shop. Aku dan Eun Hae segera turun dari mobil dan menuju ke kedai kopi favorit kami itu. Aku dan Eun Hae memilih duduk di pojok dekat jendela. Pelayan Coffee Shop itu datang dan menanyakan pesanan kami. Eun Hae memesan secangkir cappucino. Sedangkan aku memesan secangkir cappucino dan seporsi kue tiramissu. Sambil menunggu pesanan, aku dan Eun Hae asyik mengobrol tentang kuliah masing-masing.
"Ah, kau tau Yuri, minggu ini tugas kuliahku banyak sekali. Aku bahkan sampai begadang gara-gara mengerjakannya. Lihatlah, tanganku bisa keriting kalau begini terus." keluh Eun Hae sambil memperlihatkan kedua tangannya yang sedikit bengkak gara-gara keseringan mengetik.
"Nasib kita sama, Eun Hae ssi." kataku.
"Ya, dan hari ini aku sangat senang. Karena tidak ada jadwal kuliah dan tugas-tugas yang membuat tanganku keriting itu." kata Eun Hae.
"Hahahaha...." kami tertawa bersama-sama.
Seorang pelayan datang membawakan pesanan kami. Setelah pelayan itu pergi, Eun Hae memintaku untuk menceritakan pertemuanku dengan SHINee itu.
"Ayo, sekarang ceritakan, Yuri ssi." kata Eun Hae.
"Baiklah, jadi ................" aku menceritakan kisahku dari A-Z. Sedetail-detailnya. Yah, setidaknya yang kuceritakan adalah kejadian yang masih kuingat. Sesekali Eun Hae menutup mulutnya tak percaya dengan kejadian yang kualami. Setelah aku selesai menceritakan kisahku, Eun Hae mulai berkomentar.
"Beruntung sekali kau, Yuri ssi. Jujur saja, aku iri padamu." kata Eun Hae sambil tersenyum kecut.
"Mianhae, Eun Hae ssi. Aku lupa memintakan tanda tangan mereka untukmu." kataku meminta maaf pada Eun Hae.
"Gwenchanayo...lain kali saja." kata Eun Hae sambil tersenyum.
Eun Hae menyeruput cappucino-nya. Kami berhenti mengobrol sebentar untuk menikmati hidangan kami. Aku mengunyah kue-ku sambil menatap keluar jendela.
"Eh, Yuri ssi. Kapan-kapan ajak aku bertemu dengan SHINee, ya!" pinta Eun Hae sambil mengeluarkan senyum terbaiknya.
"Ah, ne ne." jawabku. Mulutku masih penuh dengan kue tiramissu yang kumakan.
Setelah selesai mengobrol di Coffee Shop, Eun Hae pamit padaku untuk pergi ke Daegu menjenguk kakaknya yang sedang sakit. Aku memilih untuk tetap di Coffee Shop sampai pukul 09.30 am. Kulihat taman di balik jendela di sampingku. Taman kecil itu tampak teduh nan asri. Air mancur dan kolam kecil di tengah-tengah taman, dan sebuah bangku panjang di bawah pohon cemara. Di taman itu tumbuh beraneka macam bunga hias, seperti tulip, mawar merah, mawar putih, lavender, dan masih banyak lagi. Ah, musim semi yang indah....
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku keluar dari campus setelah selesai dengan kuliahku hari ini. Kulirik jam tanganku, pukul 6.15 pm. Ah, perutku lapar sekali. Kuberhentikan mobilku di depan sebuah restoran Italia. Aku masuk ke restoran itu dan duduk di meja dekat pintu masuk. Seorang pelayan menghampiriku dan menanyakan pesananku. Aku memesan seporsi spaghetti, segelas jus jeruk dan dessert sebagai penutup. Sambil menunggu pesanan datang, aku menyibukkan diriku dengan membaca pesan-pesan singkat yang menumpuk dari teman-temanku. Sampai pada pesan terakhir, aku terkejut melihat Sender : Key. Kubaca pesan singkat yang dikirim sekitar 3 jam yang lalu.
Sender : Key
At Wednesday, March 2-2011 3.10 pm
Annyeong~ Yuri ssi! Nanti malam aku ingin mengajakmu dinner di Italian Restaurant pukul 7.00 pm. Bisa tidak?
-Kibum SHINee-
Aku mengernyit heran. Kulirik jam tanganku, pukul 6.35 pm. Ah, bukankah sekarang aku sedang berada di Italian Restaurant? Segera kubalas pesan singkat dari Key.
To : Key
At Wednesday, March 2-2011 6.36 pm
Annyeong~ Mianhae Key-ah, aku baru membalas pesanmu. Sekarang aku sudah berada di Italian Restaurant, kau bisa kesini sekarang. Tenang saja, aku sedang tidak sibuk malam ini.
Sending Message to Key is Succesfull !
Seorang pelayan datang dengan membawa nampan berisi makanan yang kupesan. Setelah mengucapkan selamat makan, pelayan itu pergi. Baru saja aku akan memegang sendok, tiba-tiba handphoneku bergetar. Ada pesan masuk dari Key.
Sender : Key
At Wednesday, March 2-2011 6.40 pm.
Ne, gomawo Yuri ssi, aku segera kesana. Tunggu aku!
Aku tersenyum membaca pesan dari Key. Sambil menunggu Key, aku memakan spaghetti yang telah kupesan tadi. Ah, biarlah. Aku sudah terlanjur memesannya. Toh kalaupun Key ingin mentraktirku lagi tidak apa kok. Sepertinya seporsi spaghetti ini tak akan cukup untukku yang sudah kelaparan. ^^
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
FF - Me and SHINee Part 6
Me and SHINee #6
Namun saat Key keluar dari dapur, kurasa, raut mukanya berubah dingin ketika ia menatapku. Aku merinding karenanya. Segera aku menunduk untuk menghindari tatapan dinginnya. Ada apa denganmu Key? Aku terus bertanya dalam hati...Kenapa kau menatapku seperti itu?
-----
Aku masih menunduk untuk menghindari tatapan tajam Key. Kulihat melalui ekor mataku, Key kembali masuk ke dapur. Ah, lega rasanya. Ku tegakkan badanku dan aku tersenyum. Senyum getir yang menandakan bahwa aku ketakutan. Soohyun yang sepertinya tau keadaan langsung mempersilakan aku untuk duduk di sofa di dekatku. Minho berjalan menuju dapur, setelah ia berbisik-bisik sebentar pada Onew. Setelah aku mengobrol sebentar dengan Soohyun, aku menyodorkan tas kainku ke Soohyun. Kulihat Soohyun tampak bingung.
"Soohyun-ah, terima kasih atas pinjaman gaunnya." kataku. Soohyun tersenyum dan menerima tas yang kusodorkan.
"Ah iya, sama-sama, onnie." katan Soohyun.
Onew, Jonghyun, Taemin, Minho dan Key kini telah duduk di sofa di depanku. Aku menunduk mengetahui kedatangan mereka. Minho duduk di sampingku. Setelah semua duduk dengan tenang, barulah aku berdiri dan membungkuk untuk meminta maaf pada mereka semua. Terutama Onew, Key dan Soohyun.
"Mian, mianhae. Aku telah merusak acara jumpa fans kalian tadi malam. Aku terpaksa kabur dari acara kalian, sekali lagi mianhae..." ucapku tulus sambil terus membungkuk meminta maaf di hadapan mereka semua.
"Sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu, Yuri-ah. Kami telah memaafkanmu. Kami juga minta maaf padamu karena telah membuatmu tidak nyaman..." Onew, sang leader, ikut berdiri mewakili teman-temannya dan membungkuk padaku seperti yang kulakukan tadi. Setelah Onew kembali duduk, aku pun duduk kembali di samping Minho. Lalu kami semua mengobrol dengan asyiknya. Aku dan Soohyun saling berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing. Taemin, Jonghyun dan Minho asyik membicarakan tentang pertandingan bola yang akan diadakan sore ini. Sedangkan Onew dan Key pergi ke dapur. Sepertinya, setelah aku meminta maaf pada mereka tadi, Key sudah tak terlihat marah padaku. Ia bahkan ikut tertawa dengan humor Onew tadi. Ah, aku sangat senang jika keadaan seperti ini.
-----
Pukul 12.00 p.m
"Saatnya makan siang...kkajja!!" seru Key dari ruang makan.
Soohyun menarikku pergi ke ruang makan. Diikuti Minho, Taemin dan Jonghyun di belakang kami. Onew duduk di kursi paling pojok. Aku, Soohyun dan Minho duduk berhadapan dengan Key, Taemin dan Jonghyun. Acara makan siang kami berjalan lancar. Setelah makan siang, aku pamit pada mereka untuk pulang. Key menawarkan untuk mengantarku pulang. Aku menolaknya karena aku takut merepotkannya. Namun Key bersikeras untuk mengantarku pulang. Akhirnya aku menerima tawarannya. Key tampak tersenyum penuh kemenangan. Aku tersenyum melihat tingkahnya. Setelah berpamitan pada Soohyun, Minho, Taemin, Onew dan Jonghyun, aku pulang dengan diantar oleh Key.
Di sepanjang perjalanan menuju apartemenku, Key banyak bertanya tentangku. Bahkan ia juga minta nomor teleponku. Tak terasa mobil Key yang mengantarku pulang, kini tiba di depan gedung apartemenku.
"Gomawo, Key-ah." kataku.
"Ne, hati-hati Yuri ssi. Kalau ada apa-apa teleponlah aku." katanya sambil mengacak-acak rambutku dengan gemasnya.
Aku mengangguk mengerti. Segera aku keluar dari mobilnya, dan membungkuk sedikit untuk mengucapkan terima kasih. Kulihat Key melambaikan tangannya padaku dan tersenyum seiring mobilnya berjalan menjauhiku. Aku berbalik untuk masuk ke gedung apartemenku. Aku berjalan sambil menunduk malu atas kejadian tadi. Kurasa pipiku sekarang sudah memerah. Aaahh!! Yuri pabo!! Runtukku gemas pada diriku sendiri.
-----
1 Minggu kemudian....
Key P.O.V
Ah, sudah 1 minggu ini aku tidak bertemu dengan Han Yuri. Yah, tentu saja akhir-akhir ini kami (SHINee) disibukkan dengan promosi album baru kami The 2nd Album Lucifer (Repackage). Kangen sekali rasanya. Bagaimana ini? Haruskah aku mengajak Yuri untuk bertemu? Memikirkan itu semua sudah membuatku senang, apalagi kalau aku bertemu dengan Yuri langsung. Tunggu, kenapa aku bisa merindukannya, ya? Perasaan apa ini? Aaaarrrggghhh!!! Key pabo!!
Minho P.O.V
Kugelengkan kepalaku kuat-kuat. Kulihat dengan seksama wanita yang sedang berdiri di halte bus itu. Rambut sebahu, kulit putih bersih, mata belo sepertiku dan tubuhnya yang tinggi. Ah iya, sepertinya itu Han Yuri. Ya, kau tau kan Yuri. Aku berjalan perlahan menghampiri wanita itu. Kusapa wanita itu. Saat ia menoleh ke arahku, betapa terkejutnya aku. Ternyata ia bukan Han Yuri. Aku segera berbalik dan pergi menjauhi halte bus itu setelah meminta maaf pada wanita itu. Kurasa pipiku memerah sekarang. Ah, malunya diriku. Kenapa di pikiranmu hanya ada Han Yuri, Han Yuri dan Han Yuri saja, Minho??!! Aneh sekali... >.<
Taemin P.O.V
Aku sedang duduk di bangku taman belakang dorm SHINee. Kurasakan semilir angin musim semi yang menyejukkan. Kupejamkan mataku. Ah, Yuri ssi ternyata sangat cantik. Aku baru menyadarinya. Seminggu yang lalu saat ia berkunjung ke dorm kami, aku terpesona olehnya. Kurasa aku telah jatuh cinta padanya... Ah, kau ini Taemin. Jangan berharap untuk jadi namjachingu-nya! Ingatlah, berapa umurmu?! Kau lebih muda darinya, Taemin! Aaaarrrggghhh!!! Tapi aku mencintai Yuri... T_T
Jonghyun P.O.V
Aku terbangun dari tidur siangku. Kulihat keluar jendela kamarku. Jadi, itu hanya mimpi? Aku melirik jam dinding. Masih pukul 02.15 p.m. Aneh sekali, kenapa aku memimpikan Yuri? Ya, di mimpiku itu, aku menjadi namjachingu-nya. Aku mengajak Yuri berjalan-jalan di taman kota. Ia tampak senang berada di sampingku. Ah, kenapa aku sangat senang bisa memimpikan dia? Aku tersenyum mengingatnya. Kurebahkan kembali tubuhku ke kasur. Kupejamkan mataku untuk tidur kembali. Berharap bisa memimpikan Yuri lagi. Yuri, saranghae....
Onew P.O.V
Akhir-akhir ini bayangan Yuri selalu muncul di benakku. Aku tak tau kenapa itu bisa terjadi. Ah, Yuri ssi, aku rindu padamu! Aku ingin bertemu denganmu. Err, kenapa aku merindukannya ya? Aneh sekali... Ah, biarkan saja. Aku ingin secepatnya bertemu dengan Yuri. Kurasa aku telah menemukan jawabannya. Ya, aku sedang jatuh cinta... 'Cause I love you, you, you...aku melantunkan bait terakhir lagu Y.O.U dengan senyuman....
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
Namun saat Key keluar dari dapur, kurasa, raut mukanya berubah dingin ketika ia menatapku. Aku merinding karenanya. Segera aku menunduk untuk menghindari tatapan dinginnya. Ada apa denganmu Key? Aku terus bertanya dalam hati...Kenapa kau menatapku seperti itu?
-----
Aku masih menunduk untuk menghindari tatapan tajam Key. Kulihat melalui ekor mataku, Key kembali masuk ke dapur. Ah, lega rasanya. Ku tegakkan badanku dan aku tersenyum. Senyum getir yang menandakan bahwa aku ketakutan. Soohyun yang sepertinya tau keadaan langsung mempersilakan aku untuk duduk di sofa di dekatku. Minho berjalan menuju dapur, setelah ia berbisik-bisik sebentar pada Onew. Setelah aku mengobrol sebentar dengan Soohyun, aku menyodorkan tas kainku ke Soohyun. Kulihat Soohyun tampak bingung.
"Soohyun-ah, terima kasih atas pinjaman gaunnya." kataku. Soohyun tersenyum dan menerima tas yang kusodorkan.
"Ah iya, sama-sama, onnie." katan Soohyun.
Onew, Jonghyun, Taemin, Minho dan Key kini telah duduk di sofa di depanku. Aku menunduk mengetahui kedatangan mereka. Minho duduk di sampingku. Setelah semua duduk dengan tenang, barulah aku berdiri dan membungkuk untuk meminta maaf pada mereka semua. Terutama Onew, Key dan Soohyun.
"Mian, mianhae. Aku telah merusak acara jumpa fans kalian tadi malam. Aku terpaksa kabur dari acara kalian, sekali lagi mianhae..." ucapku tulus sambil terus membungkuk meminta maaf di hadapan mereka semua.
"Sudahlah, yang berlalu biarlah berlalu, Yuri-ah. Kami telah memaafkanmu. Kami juga minta maaf padamu karena telah membuatmu tidak nyaman..." Onew, sang leader, ikut berdiri mewakili teman-temannya dan membungkuk padaku seperti yang kulakukan tadi. Setelah Onew kembali duduk, aku pun duduk kembali di samping Minho. Lalu kami semua mengobrol dengan asyiknya. Aku dan Soohyun saling berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing. Taemin, Jonghyun dan Minho asyik membicarakan tentang pertandingan bola yang akan diadakan sore ini. Sedangkan Onew dan Key pergi ke dapur. Sepertinya, setelah aku meminta maaf pada mereka tadi, Key sudah tak terlihat marah padaku. Ia bahkan ikut tertawa dengan humor Onew tadi. Ah, aku sangat senang jika keadaan seperti ini.
-----
Pukul 12.00 p.m
"Saatnya makan siang...kkajja!!" seru Key dari ruang makan.
Soohyun menarikku pergi ke ruang makan. Diikuti Minho, Taemin dan Jonghyun di belakang kami. Onew duduk di kursi paling pojok. Aku, Soohyun dan Minho duduk berhadapan dengan Key, Taemin dan Jonghyun. Acara makan siang kami berjalan lancar. Setelah makan siang, aku pamit pada mereka untuk pulang. Key menawarkan untuk mengantarku pulang. Aku menolaknya karena aku takut merepotkannya. Namun Key bersikeras untuk mengantarku pulang. Akhirnya aku menerima tawarannya. Key tampak tersenyum penuh kemenangan. Aku tersenyum melihat tingkahnya. Setelah berpamitan pada Soohyun, Minho, Taemin, Onew dan Jonghyun, aku pulang dengan diantar oleh Key.
Di sepanjang perjalanan menuju apartemenku, Key banyak bertanya tentangku. Bahkan ia juga minta nomor teleponku. Tak terasa mobil Key yang mengantarku pulang, kini tiba di depan gedung apartemenku.
"Gomawo, Key-ah." kataku.
"Ne, hati-hati Yuri ssi. Kalau ada apa-apa teleponlah aku." katanya sambil mengacak-acak rambutku dengan gemasnya.
Aku mengangguk mengerti. Segera aku keluar dari mobilnya, dan membungkuk sedikit untuk mengucapkan terima kasih. Kulihat Key melambaikan tangannya padaku dan tersenyum seiring mobilnya berjalan menjauhiku. Aku berbalik untuk masuk ke gedung apartemenku. Aku berjalan sambil menunduk malu atas kejadian tadi. Kurasa pipiku sekarang sudah memerah. Aaahh!! Yuri pabo!! Runtukku gemas pada diriku sendiri.
-----
1 Minggu kemudian....
Key P.O.V
Ah, sudah 1 minggu ini aku tidak bertemu dengan Han Yuri. Yah, tentu saja akhir-akhir ini kami (SHINee) disibukkan dengan promosi album baru kami The 2nd Album Lucifer (Repackage). Kangen sekali rasanya. Bagaimana ini? Haruskah aku mengajak Yuri untuk bertemu? Memikirkan itu semua sudah membuatku senang, apalagi kalau aku bertemu dengan Yuri langsung. Tunggu, kenapa aku bisa merindukannya, ya? Perasaan apa ini? Aaaarrrggghhh!!! Key pabo!!
Minho P.O.V
Kugelengkan kepalaku kuat-kuat. Kulihat dengan seksama wanita yang sedang berdiri di halte bus itu. Rambut sebahu, kulit putih bersih, mata belo sepertiku dan tubuhnya yang tinggi. Ah iya, sepertinya itu Han Yuri. Ya, kau tau kan Yuri. Aku berjalan perlahan menghampiri wanita itu. Kusapa wanita itu. Saat ia menoleh ke arahku, betapa terkejutnya aku. Ternyata ia bukan Han Yuri. Aku segera berbalik dan pergi menjauhi halte bus itu setelah meminta maaf pada wanita itu. Kurasa pipiku memerah sekarang. Ah, malunya diriku. Kenapa di pikiranmu hanya ada Han Yuri, Han Yuri dan Han Yuri saja, Minho??!! Aneh sekali... >.<
Taemin P.O.V
Aku sedang duduk di bangku taman belakang dorm SHINee. Kurasakan semilir angin musim semi yang menyejukkan. Kupejamkan mataku. Ah, Yuri ssi ternyata sangat cantik. Aku baru menyadarinya. Seminggu yang lalu saat ia berkunjung ke dorm kami, aku terpesona olehnya. Kurasa aku telah jatuh cinta padanya... Ah, kau ini Taemin. Jangan berharap untuk jadi namjachingu-nya! Ingatlah, berapa umurmu?! Kau lebih muda darinya, Taemin! Aaaarrrggghhh!!! Tapi aku mencintai Yuri... T_T
Jonghyun P.O.V
Aku terbangun dari tidur siangku. Kulihat keluar jendela kamarku. Jadi, itu hanya mimpi? Aku melirik jam dinding. Masih pukul 02.15 p.m. Aneh sekali, kenapa aku memimpikan Yuri? Ya, di mimpiku itu, aku menjadi namjachingu-nya. Aku mengajak Yuri berjalan-jalan di taman kota. Ia tampak senang berada di sampingku. Ah, kenapa aku sangat senang bisa memimpikan dia? Aku tersenyum mengingatnya. Kurebahkan kembali tubuhku ke kasur. Kupejamkan mataku untuk tidur kembali. Berharap bisa memimpikan Yuri lagi. Yuri, saranghae....
Onew P.O.V
Akhir-akhir ini bayangan Yuri selalu muncul di benakku. Aku tak tau kenapa itu bisa terjadi. Ah, Yuri ssi, aku rindu padamu! Aku ingin bertemu denganmu. Err, kenapa aku merindukannya ya? Aneh sekali... Ah, biarkan saja. Aku ingin secepatnya bertemu dengan Yuri. Kurasa aku telah menemukan jawabannya. Ya, aku sedang jatuh cinta... 'Cause I love you, you, you...aku melantunkan bait terakhir lagu Y.O.U dengan senyuman....
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
FF - Me and SHINee Part 5
Me and SHINee #5
Minho menatapku tanpa ekspresi. Tatapannya kosong, hampa. Keningku berkerut. Apa yang sebenarnya terjadi?
-----
Sepuluh menit yang hening, aku dan Minho sama-sama terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Yuri ssi." panggil Minho.
Aku menoleh ke arah Minho, "Ne, oppa?"
"Um, apa kita bisa menjadi teman yang baik?" tanya Minho.
Keningku berkerut, "Tentu saja, aku akan menjadi fans kalian sekaligus teman kalian yang baik." kataku sambil tersenyum.
Minho mendesah lega, "Ah, aku tidak tau harus bilang apa. Gomawoyo, Yuri ssi."
"Ne, sasil."
"Baiklah, aku ingin mengobrol denganmu, dan aku ingin tau lebih banyak tentang dirimu." kata Minho.
"Tentu." kataku.
"Kusarankan kau memesan sesuatu. Ah, biar aku yang mentraktirmu. Tenang saja." kata Minho.
"Tapi..."
"Tak masalah, pesanlah sesuatu, biar aku yang membayarnya. Aku kan yang memintamu untuk datang kesini." kata Minho.
Aku terdiam.
"Baiklah." kataku singkat. Lalu aku memanggil pelayan yang sedang berdiri di depan meja kasir.
Pelayan itu menanyakan pesananku. Aku hanya memesan secangkir teh hijau. Lalu Minho memesan secangkir Cappucino. Setelah pelayan itu pergi, Minho menanyakan sesuatu padaku.
"Yuri ssi, mengapa saat acara jumpa fans tadi malam kau tiba-tiba pergi?"
"Um, tidak. Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin pergi saja. Ya, kau tau. Udara di sana tadi malam sangat panas. Jadi aku keluar untuk mencari udara segar." kataku dengan senyuman yang sedikit kupaksakan.
"Bohong. Bukannya tadi malam udara sangat dingin? Dan, aneh sekali. Kau mencari udara segar pada malam hari. Seharusnya kau mencari udara segar di pagi hari." kata Minho yang sedikit membuatku terkejut.
Pelayan Cafe itu datang ke meja kami dan membawakan pesanan kami, secangkir teh hijau untukku dan secangkir Cappucino untuk Minho. Kedatangannya bisa membuatku sedikit merasa tenang karena dapat memberiku kesempatan untuk memikirkan apa yang harus kukatakan pada Minho. Setidaknya, waktu satu menit itu sangat berharga bagiku.
"Ah, iya. Itu...um, baiklah, kuakui. Aku memang berbohong soal itu. Maafkan aku, oppa." kataku sambil menunduk. Kata-kata Minho tadi benar-benar membuatku begitu terpojok.
"Baiklah, kumaafkan. Tapi sebaiknya kau juga minta maaf kepada yang lain. Karena kulihat mereka semua sangat terkejut dengan kejadian semalam. Taemin bahkan terus bertanya pada Soohyun apakah kau baik-baik saja. Key dan Onew hyung terus saja diam hingga pagi tadi. Jonghyun hyung malah semakin bingung dengan apa yang terjadi." kata Minho, ia menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan pembicaraan, "Yuri ssi, kalau kau bersedia ikut denganku ke apartemen kami, aku akan sangat berhutang budi padamu."
Aku menatap Minho, kejadian semalam ternyata berdampak buruk terhadap mereka. Aku harus pergi dan meminta maaf kepada mereka, serta aku akan menjelaskan alasan mengapa aku kabur dari jumpa fans. Walaupun aku sedikit takut akan resiko yang kemungkinan akan kuhadapi. Tapi aku harus minta maaf pada mereka, harus!
"Baiklah, bisakah sekarang kita ke apartemen kalian? Aku ingin segera minta maaf kepada mereka." kataku sambil menyeruput teh hijau.
"Tentu. Ayo." Minho berdiri.
Aku meletakkan cangkir teh hijau itu di meja. Minho berjalan ke arah kasir, sedangkan aku berjalan ke luar Cafe dan menunggu di pintu keluarnya. Satu menit kemudian Minho datang dan mengajakku ke tempat parkir dimana mobilnya kini berada. Minho membuka pintu mobil untukku. Dengan ragu aku masuk ke mobil itu. Minho segera menutup pintu mobil disampingku.
"Um, oppa. Aku ingin kita mampir dulu ke apartemenku. Ada sesuatu yang harus kukembalikan pada Soohyun." kataku saat Minho sudah duduk disampingku dan sedang mengenakan sabuk pengamannya.
"Baiklah." jawabnya singkat.
Mobil Minho melaju pelan keluar dari area parkir menuju jalan raya. Minho mempercepat laju mobilnya sehingga dalam waktu 5 menit mobil itu kini sudah ada di depan gedung apartemenku. Segera aku keluar dari mobil itu dan berjalan ke apartemenku. Minho memilih menunggu di mobil. Tak lama kemudian aku sudah kembali ke mobil Minho dengan tas berisi pakaian milik Soohyun. Minho melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi melewati jalanan kota Seoul yang lengang karena saat ini masih masuk jam kerja dan sekolah. Perjalanan itu tidak membutuhkan waktu yang lama, sekitar 15 menit. Akhirnya kami sampai di depan sebuah bangunan yang belum pernah kulihat sebelumnya. Bangunan itu tampak seperti rumah, namun sangat mewah untuk dikatakan sebagai rumah.
"Ini dorm/markas kami." kata Minho seolah tau apa yang kupikirkan. Minho keluar dari mobilnya. Aku masih duduk di jok mobil sambil berdecak kagum. Mengagumi bangunan yang kini ada di depan mataku. Arsitekturnya sangat indah. Tampak sejuk dengan sebuah taman kecil di depan bangunan itu, di samping sebuah kebun bunga, kurasa.
"Sampai kapan kau terus berada di situ? Noona..." kata Minho sambil membuka pintu mobil di sampingku. Aku terkejut lalu keluar dari mobil Minho dan berjalan mengikuti Minho menuju dorm SHINee.
"Kenapa oppa membawaku ke sini?" tanyaku penasaran.
"Karena sekarang semua sedang berkumpul di dorm ini, termasuk Soohyun." jawabnya sambil tersenyum ke arahku.
Aku mengangguk mengerti dan mengikuti Minho masuk ke dorm.
"Annyeong~" sapaku dan Minho bersamaan. Kulihat Onew, Jonghyun, Taemin dan Soohyun sedang asyik menonton tv sambil makan keripik kentang. Mereka menoleh ke arahku dan Minho, lalu tersenyum.
"Ah, Annyeong~ Minho hyung, Yuri ssi." kata Taemin.
"Annyeong~" jawab Onew, Jonghyun dan Soohyun bersamaan.
"Annyeong~" tiba-tiba Key keluar dari sebuah ruangan. Penampilannya yang mengenakan celemek dan celana jins pendek, pasti Key sedang memasak.
Namun saat Key keluar dari dapur, kurasa, raut mukanya berubah dingin ketika ia menatapku. Aku merinding karenanya. Segera aku menunduk untuk menghindari tatapan dinginnya. Ada apa denganmu Key? Aku terus bertanya dalam hati...Kenapa kau menatapku seperti itu?
-----
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
Minho menatapku tanpa ekspresi. Tatapannya kosong, hampa. Keningku berkerut. Apa yang sebenarnya terjadi?
-----
Sepuluh menit yang hening, aku dan Minho sama-sama terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Yuri ssi." panggil Minho.
Aku menoleh ke arah Minho, "Ne, oppa?"
"Um, apa kita bisa menjadi teman yang baik?" tanya Minho.
Keningku berkerut, "Tentu saja, aku akan menjadi fans kalian sekaligus teman kalian yang baik." kataku sambil tersenyum.
Minho mendesah lega, "Ah, aku tidak tau harus bilang apa. Gomawoyo, Yuri ssi."
"Ne, sasil."
"Baiklah, aku ingin mengobrol denganmu, dan aku ingin tau lebih banyak tentang dirimu." kata Minho.
"Tentu." kataku.
"Kusarankan kau memesan sesuatu. Ah, biar aku yang mentraktirmu. Tenang saja." kata Minho.
"Tapi..."
"Tak masalah, pesanlah sesuatu, biar aku yang membayarnya. Aku kan yang memintamu untuk datang kesini." kata Minho.
Aku terdiam.
"Baiklah." kataku singkat. Lalu aku memanggil pelayan yang sedang berdiri di depan meja kasir.
Pelayan itu menanyakan pesananku. Aku hanya memesan secangkir teh hijau. Lalu Minho memesan secangkir Cappucino. Setelah pelayan itu pergi, Minho menanyakan sesuatu padaku.
"Yuri ssi, mengapa saat acara jumpa fans tadi malam kau tiba-tiba pergi?"
"Um, tidak. Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin pergi saja. Ya, kau tau. Udara di sana tadi malam sangat panas. Jadi aku keluar untuk mencari udara segar." kataku dengan senyuman yang sedikit kupaksakan.
"Bohong. Bukannya tadi malam udara sangat dingin? Dan, aneh sekali. Kau mencari udara segar pada malam hari. Seharusnya kau mencari udara segar di pagi hari." kata Minho yang sedikit membuatku terkejut.
Pelayan Cafe itu datang ke meja kami dan membawakan pesanan kami, secangkir teh hijau untukku dan secangkir Cappucino untuk Minho. Kedatangannya bisa membuatku sedikit merasa tenang karena dapat memberiku kesempatan untuk memikirkan apa yang harus kukatakan pada Minho. Setidaknya, waktu satu menit itu sangat berharga bagiku.
"Ah, iya. Itu...um, baiklah, kuakui. Aku memang berbohong soal itu. Maafkan aku, oppa." kataku sambil menunduk. Kata-kata Minho tadi benar-benar membuatku begitu terpojok.
"Baiklah, kumaafkan. Tapi sebaiknya kau juga minta maaf kepada yang lain. Karena kulihat mereka semua sangat terkejut dengan kejadian semalam. Taemin bahkan terus bertanya pada Soohyun apakah kau baik-baik saja. Key dan Onew hyung terus saja diam hingga pagi tadi. Jonghyun hyung malah semakin bingung dengan apa yang terjadi." kata Minho, ia menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan pembicaraan, "Yuri ssi, kalau kau bersedia ikut denganku ke apartemen kami, aku akan sangat berhutang budi padamu."
Aku menatap Minho, kejadian semalam ternyata berdampak buruk terhadap mereka. Aku harus pergi dan meminta maaf kepada mereka, serta aku akan menjelaskan alasan mengapa aku kabur dari jumpa fans. Walaupun aku sedikit takut akan resiko yang kemungkinan akan kuhadapi. Tapi aku harus minta maaf pada mereka, harus!
"Baiklah, bisakah sekarang kita ke apartemen kalian? Aku ingin segera minta maaf kepada mereka." kataku sambil menyeruput teh hijau.
"Tentu. Ayo." Minho berdiri.
Aku meletakkan cangkir teh hijau itu di meja. Minho berjalan ke arah kasir, sedangkan aku berjalan ke luar Cafe dan menunggu di pintu keluarnya. Satu menit kemudian Minho datang dan mengajakku ke tempat parkir dimana mobilnya kini berada. Minho membuka pintu mobil untukku. Dengan ragu aku masuk ke mobil itu. Minho segera menutup pintu mobil disampingku.
"Um, oppa. Aku ingin kita mampir dulu ke apartemenku. Ada sesuatu yang harus kukembalikan pada Soohyun." kataku saat Minho sudah duduk disampingku dan sedang mengenakan sabuk pengamannya.
"Baiklah." jawabnya singkat.
Mobil Minho melaju pelan keluar dari area parkir menuju jalan raya. Minho mempercepat laju mobilnya sehingga dalam waktu 5 menit mobil itu kini sudah ada di depan gedung apartemenku. Segera aku keluar dari mobil itu dan berjalan ke apartemenku. Minho memilih menunggu di mobil. Tak lama kemudian aku sudah kembali ke mobil Minho dengan tas berisi pakaian milik Soohyun. Minho melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi melewati jalanan kota Seoul yang lengang karena saat ini masih masuk jam kerja dan sekolah. Perjalanan itu tidak membutuhkan waktu yang lama, sekitar 15 menit. Akhirnya kami sampai di depan sebuah bangunan yang belum pernah kulihat sebelumnya. Bangunan itu tampak seperti rumah, namun sangat mewah untuk dikatakan sebagai rumah.
"Ini dorm/markas kami." kata Minho seolah tau apa yang kupikirkan. Minho keluar dari mobilnya. Aku masih duduk di jok mobil sambil berdecak kagum. Mengagumi bangunan yang kini ada di depan mataku. Arsitekturnya sangat indah. Tampak sejuk dengan sebuah taman kecil di depan bangunan itu, di samping sebuah kebun bunga, kurasa.
"Sampai kapan kau terus berada di situ? Noona..." kata Minho sambil membuka pintu mobil di sampingku. Aku terkejut lalu keluar dari mobil Minho dan berjalan mengikuti Minho menuju dorm SHINee.
"Kenapa oppa membawaku ke sini?" tanyaku penasaran.
"Karena sekarang semua sedang berkumpul di dorm ini, termasuk Soohyun." jawabnya sambil tersenyum ke arahku.
Aku mengangguk mengerti dan mengikuti Minho masuk ke dorm.
"Annyeong~" sapaku dan Minho bersamaan. Kulihat Onew, Jonghyun, Taemin dan Soohyun sedang asyik menonton tv sambil makan keripik kentang. Mereka menoleh ke arahku dan Minho, lalu tersenyum.
"Ah, Annyeong~ Minho hyung, Yuri ssi." kata Taemin.
"Annyeong~" jawab Onew, Jonghyun dan Soohyun bersamaan.
"Annyeong~" tiba-tiba Key keluar dari sebuah ruangan. Penampilannya yang mengenakan celemek dan celana jins pendek, pasti Key sedang memasak.
Namun saat Key keluar dari dapur, kurasa, raut mukanya berubah dingin ketika ia menatapku. Aku merinding karenanya. Segera aku menunduk untuk menghindari tatapan dinginnya. Ada apa denganmu Key? Aku terus bertanya dalam hati...Kenapa kau menatapku seperti itu?
-----
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
FF - Me and SHINee Part 4
Me and SHINee #4
Melalui gerak-geriknya yang menatapku tajam, bisa kurasakan ia cemburu padaku....
-----
Aneh sekali, mengapa Key menatapku seperti itu? Keningku semakin berkerut saat Key meletakkan gelas minumannya di meja, dan menghampiriku.
"Maaf, oppa. Aku harus pergi." kataku tanpa ba-bi-bu lagi.
Tanpa menunggu jawaban dari Onew, aku langsung berlari masuk ke aula dan mencari pintu keluar. Setelah sampai di ambang pintu, aku menoleh ke belakang. Tidak ada tanda-tanda Key atau Onew yang mengejarku. Aku berjalan pelan ke pintu keluar. Aku sedikit lega saat mengetahui bahwa di depanku sekarang adalah taman depan yang luas dan asri. Kulihat ada bangku taman di bawah pohon mangga. Kulangkahkan kakiku ke sana, dan duduk di bangku taman itu. Ternyata cuaca sedang tidak bersahabat. Udara di luar dingin sekali. Aku menyesal karena telah memilih baju yang tidak sesuai untuk cuaca seperti ini. Kurapatkan syal yang kupakai agar tidak kedinginan, walaupun ternyata syal tipis ini tidak mampu membuatku hangat. Satu-satunya yang kupikirkan saat ini adalah aku harus pulang. Kurogoh saku bajuku. Untung aku sempat membawa Handphone. Setidaknya itu membantuku untuk pulang ke apartemenku. Aku tidak ingin kembali lagi ke sana meskipun untuk mengambil dompet, tas atau pakaianku. Kejadian tadi benar-benar telah membuatku sangat takut. Dengan cepat kutekan nomor seseorang yang sangat kukenal. Aku harap ia mau membantuku untuk pulang.
"Annyeong, Eun Hae ssi. Ini aku, Yuri. Bisakah kau menjemputku sekarang di ..........." aku menelepon Eun Hae lalu kujelaskan dimana aku berada sekarang.
"Ne, gomawo, Eun Hae ssi." aku menekan tombol merah di Handphoneku.
Aku berdiri dari bangku taman itu, kupandangi sejenak taman di hadapanku ini. Ternyata taman ini sangat indah dan luas. Aku suka berada di taman ini. Namun karena aku ingat bagaimana keadaanku sekarang, aku harus pergi dari tempat ini secepatnya. Aku berjalan melintasi jalan setapak di pinggir taman, dan keluar dari taman itu. Aku berhenti di halte bus terdekat. Lima menit setelah aku menunggu di halte itu, sebuah mobil sedan berwarna hitam mengkilat berhenti di depan halte itu. Aku menghampiri mobil itu dan masuk ke dalamnya. Di dalam mobil Eun Hae bertanya padaku apa yang terjadi sehingga aku bisa berada di tempat itu.
"Ceritanya panjang sekali." kataku saat Eun Hae bertanya.
"Jangan lupa kau berhutang cerita padaku." katanya setengah tertawa.
"Tentu." jawabku singkat.
Mobil Eun Hae berjalan cepat sehingga dalam waktu kurang dari lima belas menit, mobil itu sudah sampai di depan gedung apartemenku.
"Gomawo, Eun Hae ssi." kataku sambil membungkukkan badan saat aku turun dari mobil itu.
"Ne. Hati-hati di rumah, dan jangan lupa ceritakan padaku besok, ya!" kata Eun Hae sambil tertawa kecil.
"Tentu." jawabku singkat.
Mobil itu kini telah hilang dari hadapanku. Segera aku berlari ke dalam dan secepat mungkin berlari menuju lift yang akan membawaku ke lantai 4 gedung ini.
-----
Sinar matahari pagi menerobos masuk melalui kaca jendela kamarku yang tertutup tirai tipis. Membuatku yang masih asyik mengarungi mimpi, terbangun karena sinarnya yang menyilaukan mataku. Kulihat jam dinding di atas jendela itu, masih pukul 7 pagi. Itu berarti masih ada waktu untuk melanjutkan mimpiku yang terpotong karena sinar matahari pagi. Namun, kuurungkan niatku untuk kembali tidur. Kakiku masih terasa pegal, namun tidak menghambat langkahku pergi ke dapur untuk mencari camilan. Aku membuka pintu balkon kamarku dan duduk di kursi balkon sambil menikmati kentang goreng favoritku. Saat aku sedang asyik menikmati kentang goreng dan sinar matahari pagi, tiba-tiba ringtone Handphoneku berbunyi dari dalam kamarku. Dengan malas, aku berjalan menuju meja belajarku dan mengambil Handphone itu. Sederet nomor yang tak kukenal terpampang jelas di layar Handphoneku. Kutekan tombol hijau....
"Annyeong, Yuri ssi." sapa seseorang di seberang sana
"Annyeong, ne. Anda siapa?"
"Ini aku, Minho." jawab seseorang di sana.
"Minho oppa? SHINee ui Minho oppa ga aningayo?" tanyaku tak percaya.
"Ne, sasil." jawab Minho singkat.
"Ada perlu apa, oppa?"
"Bisakah kita bertemu di Jasmine Cafe, pukul 10 pagi nanti?" tanya Minho.
Aku melihat jadwal kuliahku yang tertempel di meja belajarku, "Oh, tentu. Kebetulan hari ini aku tidak ada jadwal kuliah."
"Baiklah, gomawo, Yuri ssi. Annyeong."
"Ne. Annyeong." jawabku.
-----
Pukul 9.30 aku berangkat dari apartemenku menuju Jasmine Cafe yang letaknya tidak jauh dari gedung apartemenku. Karena itu, aku memilih jalan kaki saja. Pagi ini suasana agak sepi, karena ini hari Senin.
Setengah jam kemudian aku sampai di depan Jasmine Cafe. Kulihat jam tanganku, tepat pukul 10. Aku masuk ke dalam Cafe itu dan langsung menemukan seseorang yang kucari. Mudah menemukannya di cafe yang luas ini karena ia sangat mencolok. Baju berwarna biru kesukaannya, aku ingat itu. Aku menghampiri Minho lalu duduk di kursi di depannya.
"Annyeong." sapaku.
"Annyeong, Yuri ssi." jawab Minho sambil tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumnya.
"Ada apa, oppa?" tanyaku langsung.
Minho menatapku tanpa ekspresi. Tatapannya kosong, hampa. Keningku berkerut. Apa yang sebenarnya terjadi?
-----
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
Melalui gerak-geriknya yang menatapku tajam, bisa kurasakan ia cemburu padaku....
-----
Aneh sekali, mengapa Key menatapku seperti itu? Keningku semakin berkerut saat Key meletakkan gelas minumannya di meja, dan menghampiriku.
"Maaf, oppa. Aku harus pergi." kataku tanpa ba-bi-bu lagi.
Tanpa menunggu jawaban dari Onew, aku langsung berlari masuk ke aula dan mencari pintu keluar. Setelah sampai di ambang pintu, aku menoleh ke belakang. Tidak ada tanda-tanda Key atau Onew yang mengejarku. Aku berjalan pelan ke pintu keluar. Aku sedikit lega saat mengetahui bahwa di depanku sekarang adalah taman depan yang luas dan asri. Kulihat ada bangku taman di bawah pohon mangga. Kulangkahkan kakiku ke sana, dan duduk di bangku taman itu. Ternyata cuaca sedang tidak bersahabat. Udara di luar dingin sekali. Aku menyesal karena telah memilih baju yang tidak sesuai untuk cuaca seperti ini. Kurapatkan syal yang kupakai agar tidak kedinginan, walaupun ternyata syal tipis ini tidak mampu membuatku hangat. Satu-satunya yang kupikirkan saat ini adalah aku harus pulang. Kurogoh saku bajuku. Untung aku sempat membawa Handphone. Setidaknya itu membantuku untuk pulang ke apartemenku. Aku tidak ingin kembali lagi ke sana meskipun untuk mengambil dompet, tas atau pakaianku. Kejadian tadi benar-benar telah membuatku sangat takut. Dengan cepat kutekan nomor seseorang yang sangat kukenal. Aku harap ia mau membantuku untuk pulang.
"Annyeong, Eun Hae ssi. Ini aku, Yuri. Bisakah kau menjemputku sekarang di ..........." aku menelepon Eun Hae lalu kujelaskan dimana aku berada sekarang.
"Ne, gomawo, Eun Hae ssi." aku menekan tombol merah di Handphoneku.
Aku berdiri dari bangku taman itu, kupandangi sejenak taman di hadapanku ini. Ternyata taman ini sangat indah dan luas. Aku suka berada di taman ini. Namun karena aku ingat bagaimana keadaanku sekarang, aku harus pergi dari tempat ini secepatnya. Aku berjalan melintasi jalan setapak di pinggir taman, dan keluar dari taman itu. Aku berhenti di halte bus terdekat. Lima menit setelah aku menunggu di halte itu, sebuah mobil sedan berwarna hitam mengkilat berhenti di depan halte itu. Aku menghampiri mobil itu dan masuk ke dalamnya. Di dalam mobil Eun Hae bertanya padaku apa yang terjadi sehingga aku bisa berada di tempat itu.
"Ceritanya panjang sekali." kataku saat Eun Hae bertanya.
"Jangan lupa kau berhutang cerita padaku." katanya setengah tertawa.
"Tentu." jawabku singkat.
Mobil Eun Hae berjalan cepat sehingga dalam waktu kurang dari lima belas menit, mobil itu sudah sampai di depan gedung apartemenku.
"Gomawo, Eun Hae ssi." kataku sambil membungkukkan badan saat aku turun dari mobil itu.
"Ne. Hati-hati di rumah, dan jangan lupa ceritakan padaku besok, ya!" kata Eun Hae sambil tertawa kecil.
"Tentu." jawabku singkat.
Mobil itu kini telah hilang dari hadapanku. Segera aku berlari ke dalam dan secepat mungkin berlari menuju lift yang akan membawaku ke lantai 4 gedung ini.
-----
Sinar matahari pagi menerobos masuk melalui kaca jendela kamarku yang tertutup tirai tipis. Membuatku yang masih asyik mengarungi mimpi, terbangun karena sinarnya yang menyilaukan mataku. Kulihat jam dinding di atas jendela itu, masih pukul 7 pagi. Itu berarti masih ada waktu untuk melanjutkan mimpiku yang terpotong karena sinar matahari pagi. Namun, kuurungkan niatku untuk kembali tidur. Kakiku masih terasa pegal, namun tidak menghambat langkahku pergi ke dapur untuk mencari camilan. Aku membuka pintu balkon kamarku dan duduk di kursi balkon sambil menikmati kentang goreng favoritku. Saat aku sedang asyik menikmati kentang goreng dan sinar matahari pagi, tiba-tiba ringtone Handphoneku berbunyi dari dalam kamarku. Dengan malas, aku berjalan menuju meja belajarku dan mengambil Handphone itu. Sederet nomor yang tak kukenal terpampang jelas di layar Handphoneku. Kutekan tombol hijau....
"Annyeong, Yuri ssi." sapa seseorang di seberang sana
"Annyeong, ne. Anda siapa?"
"Ini aku, Minho." jawab seseorang di sana.
"Minho oppa? SHINee ui Minho oppa ga aningayo?" tanyaku tak percaya.
"Ne, sasil." jawab Minho singkat.
"Ada perlu apa, oppa?"
"Bisakah kita bertemu di Jasmine Cafe, pukul 10 pagi nanti?" tanya Minho.
Aku melihat jadwal kuliahku yang tertempel di meja belajarku, "Oh, tentu. Kebetulan hari ini aku tidak ada jadwal kuliah."
"Baiklah, gomawo, Yuri ssi. Annyeong."
"Ne. Annyeong." jawabku.
-----
Pukul 9.30 aku berangkat dari apartemenku menuju Jasmine Cafe yang letaknya tidak jauh dari gedung apartemenku. Karena itu, aku memilih jalan kaki saja. Pagi ini suasana agak sepi, karena ini hari Senin.
Setengah jam kemudian aku sampai di depan Jasmine Cafe. Kulihat jam tanganku, tepat pukul 10. Aku masuk ke dalam Cafe itu dan langsung menemukan seseorang yang kucari. Mudah menemukannya di cafe yang luas ini karena ia sangat mencolok. Baju berwarna biru kesukaannya, aku ingat itu. Aku menghampiri Minho lalu duduk di kursi di depannya.
"Annyeong." sapaku.
"Annyeong, Yuri ssi." jawab Minho sambil tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumnya.
"Ada apa, oppa?" tanyaku langsung.
Minho menatapku tanpa ekspresi. Tatapannya kosong, hampa. Keningku berkerut. Apa yang sebenarnya terjadi?
-----
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
FF - Me and SHINee Part 3
Me and SHINee #3
Kurasa sekarang pipiku mulai memerah. Dan aku mulai salah tingkah....
-----
Key tersenyum manis padaku. Lalu ia berjalan menuju pintu depan, dan keluar. Jonghyun, Minho, Taemin dan Onew mengikuti.
"Soohyun, bukankah acara jumpa fans-nya di apartemen ini?" tanyaku bingung.
"Hahaha...bukan, onnie. Acaranya bertempat di aula dekat kolam renang bawah. Ayo, onnie." tangan Soohyun menggandeng lenganku.
Saat tiba di tempat acara, ternyata tempatnya sudah penuh dengan fans-fans SHINee. Soohyun mengajakku untuk duduk di bangku tepi kolam. Suasana semakin meriah kala SHINee tampil dan menyanyikan salah satu lagu andalannya, Hello. Semua fans yang hadir ikut menyanyi sehingga suasana makin meriah. Setelah SHINee selesai menyanyikan lagunya, kini saatnya para fans SHINee untuk menikmati hidangan yang telah disediakan. Setengah jam kemudian, para personil SHINee membagikan langsung kepada para fansnya berbagai macam cenderamata dan kaos yang sudah ditandatangani. Tidak sedikit fans yang meminta foto bareng personil SHINee. Bisa kulihat semua personil SHINee sangat menikmati acara ini. Bahkan, Taemin ikut menari bersama fansnya.
"Onnie, aku pergi ke sana dulu ya." kata Soohyun sambil menunjuk meja yang penuh dengan aneka jenis minuman.
"Iya." jawabku singkat.
"Onnie tidak ikut denganku?" kata Soohyun sambil berdiri.
"Tidak usah, aku disini saja. Pergilah." kataku.
"Baiklah. Aku akan segera kembali." kata Soohyun sambil beranjak pergi menuju meja itu.
Kulihat Onew tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumnya. Lalu Onew menghampiriku dan duduk di sebelahku.
"Annyeong, Yuri ssi...." sapa Onew.
"Annyeong~" jawabku singkat.
"Sepertinya kau tidak menikmati acara ini, kenapa?" tanya Onew.
"Ah, tidak. Aku sangat menikmati acara ini. Ya, acara ini begitu meriah dan menyenangkan." kataku berusaha menyakinkan Onew. Kulihat Onew memandangku dengan tatapan menyelidik. Aku mengalihkan pandanganku ke kolam renang di depanku.
"Hmmm...kau bohong." kata Onew.
Aku menatap Onew bingung, "Benarkah?"
Onew mengangguk pelan, "Katakan padaku. Apa kau tidak senang hari ini? Apakah kakimu masih sakit?" tanya Onew bertubi-tubi.
Aku menggeleng pelan sambil menunduk.
"Lalu kenapa?" tanya Onew.
"Oppa tidak usah mengkhawatirkan aku. Aku baik-baik saja kok." kataku.
Onew mengangguk, lalu tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumnya. Sayup-sayup kudengar alunan musik yang sangat indah. Dan kulihat beberapa orang sedang berdansa bersama pasangan mereka. Bahkan Jonghyun ikut berdansa bersama salah seorang fansnya. Sedangkan Minho, Key dan Taemin sedang asyik mengobrol bersama Soohyun.
"Yuri ssi, maukah kau berdansa denganku?" ajak Onew. Ia sekarang telah berlutut di depanku. Aku kaget melihatnya.
"Ne, oppa." kataku sambil menyambut tangannya dengan suka cita.
-----
Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya. Baru pertama kali ini aku berdansa dengan seorang artis yang sangat terkenal. Aku berdansa dengan idolaku sendiri!! Aaaawww!! Betapa senangnya hatiku. Saat aku berdansa dengan Onew, dia membisikkan lelucon di telingaku, hingga aku tidak bisa berhenti tertawa. Musik mengalun lembut, hingga aku dan Onew terhanyut dalam suasana. Onew juga bercerita tentang masa kecilnya yang sangat menyenangkan.
-----
Saat aku dan Onew sedang asyik berdansa, tiba-tiba kulihat Key sedang memandangku penuh rasa cemburu. Matanya menyipit dan ia terlihat sangat marah. Saat itulah aku merasakan aura jahat keluar dari tubuh Key. Melalui gerak-geriknya yang tampak gelisah, bisa kurasakan ia cemburu padaku....
-----
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
Kurasa sekarang pipiku mulai memerah. Dan aku mulai salah tingkah....
-----
Key tersenyum manis padaku. Lalu ia berjalan menuju pintu depan, dan keluar. Jonghyun, Minho, Taemin dan Onew mengikuti.
"Soohyun, bukankah acara jumpa fans-nya di apartemen ini?" tanyaku bingung.
"Hahaha...bukan, onnie. Acaranya bertempat di aula dekat kolam renang bawah. Ayo, onnie." tangan Soohyun menggandeng lenganku.
Saat tiba di tempat acara, ternyata tempatnya sudah penuh dengan fans-fans SHINee. Soohyun mengajakku untuk duduk di bangku tepi kolam. Suasana semakin meriah kala SHINee tampil dan menyanyikan salah satu lagu andalannya, Hello. Semua fans yang hadir ikut menyanyi sehingga suasana makin meriah. Setelah SHINee selesai menyanyikan lagunya, kini saatnya para fans SHINee untuk menikmati hidangan yang telah disediakan. Setengah jam kemudian, para personil SHINee membagikan langsung kepada para fansnya berbagai macam cenderamata dan kaos yang sudah ditandatangani. Tidak sedikit fans yang meminta foto bareng personil SHINee. Bisa kulihat semua personil SHINee sangat menikmati acara ini. Bahkan, Taemin ikut menari bersama fansnya.
"Onnie, aku pergi ke sana dulu ya." kata Soohyun sambil menunjuk meja yang penuh dengan aneka jenis minuman.
"Iya." jawabku singkat.
"Onnie tidak ikut denganku?" kata Soohyun sambil berdiri.
"Tidak usah, aku disini saja. Pergilah." kataku.
"Baiklah. Aku akan segera kembali." kata Soohyun sambil beranjak pergi menuju meja itu.
Kulihat Onew tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumnya. Lalu Onew menghampiriku dan duduk di sebelahku.
"Annyeong, Yuri ssi...." sapa Onew.
"Annyeong~" jawabku singkat.
"Sepertinya kau tidak menikmati acara ini, kenapa?" tanya Onew.
"Ah, tidak. Aku sangat menikmati acara ini. Ya, acara ini begitu meriah dan menyenangkan." kataku berusaha menyakinkan Onew. Kulihat Onew memandangku dengan tatapan menyelidik. Aku mengalihkan pandanganku ke kolam renang di depanku.
"Hmmm...kau bohong." kata Onew.
Aku menatap Onew bingung, "Benarkah?"
Onew mengangguk pelan, "Katakan padaku. Apa kau tidak senang hari ini? Apakah kakimu masih sakit?" tanya Onew bertubi-tubi.
Aku menggeleng pelan sambil menunduk.
"Lalu kenapa?" tanya Onew.
"Oppa tidak usah mengkhawatirkan aku. Aku baik-baik saja kok." kataku.
Onew mengangguk, lalu tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumnya. Sayup-sayup kudengar alunan musik yang sangat indah. Dan kulihat beberapa orang sedang berdansa bersama pasangan mereka. Bahkan Jonghyun ikut berdansa bersama salah seorang fansnya. Sedangkan Minho, Key dan Taemin sedang asyik mengobrol bersama Soohyun.
"Yuri ssi, maukah kau berdansa denganku?" ajak Onew. Ia sekarang telah berlutut di depanku. Aku kaget melihatnya.
"Ne, oppa." kataku sambil menyambut tangannya dengan suka cita.
-----
Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya. Baru pertama kali ini aku berdansa dengan seorang artis yang sangat terkenal. Aku berdansa dengan idolaku sendiri!! Aaaawww!! Betapa senangnya hatiku. Saat aku berdansa dengan Onew, dia membisikkan lelucon di telingaku, hingga aku tidak bisa berhenti tertawa. Musik mengalun lembut, hingga aku dan Onew terhanyut dalam suasana. Onew juga bercerita tentang masa kecilnya yang sangat menyenangkan.
-----
Saat aku dan Onew sedang asyik berdansa, tiba-tiba kulihat Key sedang memandangku penuh rasa cemburu. Matanya menyipit dan ia terlihat sangat marah. Saat itulah aku merasakan aura jahat keluar dari tubuh Key. Melalui gerak-geriknya yang tampak gelisah, bisa kurasakan ia cemburu padaku....
-----
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
Rabu, 27 April 2011
FF - Me and SHINee Part 2
Author : Safira Alhana (Hanna Shawol)
Cast :
- All Member SHINee
- Han Yuri
- Park Eun Hae
- Choi Soohyun
Semua isi di FF ini hanyalah khayalan saya semata. Dan ini murni 100 % karangan saya. Kalau ada kesamaan tokoh, tempat, alur cerita, saya minta maaf.
SELAMAT MEMBACA !!
Me and SHINee #2
Tanpa sadar aku mulai mengantuk. Mataku mulai terpejam sampai aku tidak bisa melihat keadaan di sekitarku....
-----
Saat aku membuka mataku, yang pertama kali kulihat adalah langit-langit kamar yang berwarna kuning. Segera aku terbangun dan melihat sekelilingku. Lalu, dari balik pintu muncul sosok yang kukenal. Soohyun masuk sambil membawa nampan berisi minuman. Ia tersenyum padaku. Masih setengah sadar, aku bangkit dari tempat tidur dan duduk di sofa dekat jendela. Soohyun mengikutiku dan duduk di sebelahku. Ia menaruh nampan yang ia bawa di meja.
"Kaki onnie masih sakit?" tanya Soohyun.
"Lumayan. Ngomong-ngomong ini kamarmu ya? Bagus sekali." tanyaku mengalihkan pembicaraan.
Soohyun mengangguk dan tersenyum, "Iya, terima kasih."
"Mengapa aku bisa ada di sini?" tanyaku.
"Tadi waktu kaki onnie kupijat, onnie ketiduran di sofa. Lalu oppa Minho yang menggendong onnie ke kamarku. Katanya biarkan saja onnie istirahat, pasti onnie lelah sekali." kata Soohyun.
Aku kaget saat mendengar penjelasan Soohyun. Pasalnya, baru kali ini aku digendong oleh cowok, artis pula. Kayaknya ini bener-bener mimpi deh.
"Onnie! Kok melamun sih. Ayo diminum tehnya." kata Soohyun sambil menepuk pundakku.
"Eh, iya. Hehehe....maaf." aku mengambil cangkir teh dari nampan.
"Onnie, satu jam lagi acara Jumpa Fans Khusus akan dimulai. Aku sudah siapkan baju yang pas untuk onnie." kata Soohyun.
Aku meletakkan cangkir teh di meja, "Mengapa kau melakukan itu?" tanyaku bingung.
"Key oppa yang menyuruhku melakukan itu. Katanya karena onnie adalah tamu istimewa." kata Soohyun.
"Apa? Tamu istimewa?"
"Iya, onnie." Soohyun mengangguk.
"Padahal aku kan bukan siapa-siapa disini." kataku merendah.
"Sepertinya Key oppa menganggap onnie sangat istimewa." kata Soohyun.
Aku menoleh ke arah Soohyun, mencoba mencerna kata-kata yang baru saja ia ucapkan. "A...apa? Apa maksudmu?" tanyaku.
"Yah, sepertinya Key oppa menyukai onnie. Itu hanya pendapatku saja, onnie. Jangan tersinggung, ya." kata Soohyun.
"Mengapa kau beranggapan seperti itu?" tanyaku menyelidik.
"Karena aku melihat Key oppa memandang onnie sangat takjub. Bahkan bisa kurasakan tatapan sayang Key oppa padamu, onnie. Aku tidak melihat tatapan itu semenjak Key oppa putus dengan Jessy onnie." kata Soohyun.
Aku diam seribu bahasa. Mencoba mencerna makna kata-kata Soohyun. Benarkah demikian? Oh God!! Tell me something I don't know.
"Sekarang sudah jam 6 lewat 15 menit. 45 menit lagi acaranya akan segera dimulai, onnie. Ayo, kita bersiap-siap." Soohyun menarik tanganku dan membawaku ke kamar mandi. "Handuknya sudah ada di dalam."
"Baiklah."
-----
Setelah selesai mandi, Soohyun membawaku ke ruang ganti. Disana, ia memperlihatkan gaun yang ia pilih untuk acara nanti. Untuknya, ia memilih baju warna biru yang panjangnya selutut dan berlengan panjang. Serta sepatu boot berbulu warna biru muda dan syal tipis warna biru muda yang selaras dengan bajunya. Sedangkan aku, dipersilakan untuk memilih sendiri. Setelah melihat-lihat, aku mengambil atasan baju tanpa lengan berwarna merah dan rok hitam yang panjangnya selutut. Untuk sepatu, aku memilih sepatu selop sederhana warna merah. Serta untuk aksesoris aku memilih gelang warna merah dan syal warna hitam bercorak merah.
"Wah, selera fashion onnie bagus sekali." puji Soohyun.
"Ah, gomawoyo..." kataku sambil tersenyum.
"Ayo onnie, cepat. 20 menit lagi acaranya dimulai." kata Soohyun. Aku mengangguk. Segera aku pergi ke balik tirai dan mengganti bajuku. Saat aku keluar, kulihat Soohyun berdecak kagum karena penampilanku. Lalu Soohyun membawaku ke meja riasnya. Ia menata rambutku dan merias wajahku.
"Selesai!! Waah, lihatlah! Onnie jadi lebih cantik." kata Soohyun.
"Ah, tidak juga. Kamu juga cantik. Terima kasih, Soohyun." aku memeluk Soohyun sebentar saat mengatakan itu.
"Iya onnie, sama-sama." kata Soohyun, "Baiklah, apa onnie siap?"
"Iya." jawabku mantap.
"Ok, mari kita keluar." ajak Soohyun.
-----
"Hai." sapa Soohyun.
"Hai Soohyun ssi, hai Yuri ssi." sapa Key, Minho, Jonghyun, Onew dan Taemin bersamaan.
"Hai." sapaku sambil menunduk. Soohyun berbisik padaku untuk tidak malu, anggap saja kita saudara, katanya.
Aku memberanikan diri untuk mengangkat kepalaku sambil memandang Soohyun. Lalu satu persatu kulihat personil SHINee tersenyu padaku. Aku pun membalas senyuman mereka dengan malu-malu.
"Wah, kau cantik sekali, Yuri ssi. Bahkan kau lebih cantik dari Sekyung-ku." puji Jonghyun.
"Iya, benar. Ternyata kau sangat cantik." Key menambahi pujian Jonghyun padaku.
"Terima kasih, oppa." hanya kata itu yang bisa kuucapkan. Mereka tampak keren dan sangat tampan, batinku.
"Apa kalian siap untuk acara jumpa fans kita?" tanya Minho.
"Ya!" jawab Key, Jonghyun, Taemin, Onew dan Saehyun kompak.
"Tunggu sebentar." sela Key.
Aku memandang Key heran. Ia menghampiriku. Ia juga tersenyum manis padaku. Tubuhku mulai gemetaran. Aku melangkah mundur. Namun Key tetap berjalan santai ke arahku.
"Kau salah memakai syal." kata Key lembut. Tangannya perlahan mengambil syal yang kupakai dan memakaikannya kembali ke leherku, lalu merapikannya.
"Nah, sudah beres." katanya sambil tersenyum padaku.
"Hyung, sepertinya tidak ada perubahan pada model syal itu. Model syal itu sekarang seperti sebelumnya. Kau tidak merubahnya sama sekali. Dasar Key hyung! Hahaha..." kata Taemin mengejek.
Oh God! Kurasa sekarang pipiku mulai memerah. Dan aku mulai salah tingkah....
-----
~TBC~
©2011 Hanna Shawol
Cast :
- All Member SHINee
- Han Yuri
- Park Eun Hae
- Choi Soohyun
Semua isi di FF ini hanyalah khayalan saya semata. Dan ini murni 100 % karangan saya. Kalau ada kesamaan tokoh, tempat, alur cerita, saya minta maaf.
SELAMAT MEMBACA !!
Me and SHINee #2
Tanpa sadar aku mulai mengantuk. Mataku mulai terpejam sampai aku tidak bisa melihat keadaan di sekitarku....
-----
Saat aku membuka mataku, yang pertama kali kulihat adalah langit-langit kamar yang berwarna kuning. Segera aku terbangun dan melihat sekelilingku. Lalu, dari balik pintu muncul sosok yang kukenal. Soohyun masuk sambil membawa nampan berisi minuman. Ia tersenyum padaku. Masih setengah sadar, aku bangkit dari tempat tidur dan duduk di sofa dekat jendela. Soohyun mengikutiku dan duduk di sebelahku. Ia menaruh nampan yang ia bawa di meja.
"Kaki onnie masih sakit?" tanya Soohyun.
"Lumayan. Ngomong-ngomong ini kamarmu ya? Bagus sekali." tanyaku mengalihkan pembicaraan.
Soohyun mengangguk dan tersenyum, "Iya, terima kasih."
"Mengapa aku bisa ada di sini?" tanyaku.
"Tadi waktu kaki onnie kupijat, onnie ketiduran di sofa. Lalu oppa Minho yang menggendong onnie ke kamarku. Katanya biarkan saja onnie istirahat, pasti onnie lelah sekali." kata Soohyun.
Aku kaget saat mendengar penjelasan Soohyun. Pasalnya, baru kali ini aku digendong oleh cowok, artis pula. Kayaknya ini bener-bener mimpi deh.
"Onnie! Kok melamun sih. Ayo diminum tehnya." kata Soohyun sambil menepuk pundakku.
"Eh, iya. Hehehe....maaf." aku mengambil cangkir teh dari nampan.
"Onnie, satu jam lagi acara Jumpa Fans Khusus akan dimulai. Aku sudah siapkan baju yang pas untuk onnie." kata Soohyun.
Aku meletakkan cangkir teh di meja, "Mengapa kau melakukan itu?" tanyaku bingung.
"Key oppa yang menyuruhku melakukan itu. Katanya karena onnie adalah tamu istimewa." kata Soohyun.
"Apa? Tamu istimewa?"
"Iya, onnie." Soohyun mengangguk.
"Padahal aku kan bukan siapa-siapa disini." kataku merendah.
"Sepertinya Key oppa menganggap onnie sangat istimewa." kata Soohyun.
Aku menoleh ke arah Soohyun, mencoba mencerna kata-kata yang baru saja ia ucapkan. "A...apa? Apa maksudmu?" tanyaku.
"Yah, sepertinya Key oppa menyukai onnie. Itu hanya pendapatku saja, onnie. Jangan tersinggung, ya." kata Soohyun.
"Mengapa kau beranggapan seperti itu?" tanyaku menyelidik.
"Karena aku melihat Key oppa memandang onnie sangat takjub. Bahkan bisa kurasakan tatapan sayang Key oppa padamu, onnie. Aku tidak melihat tatapan itu semenjak Key oppa putus dengan Jessy onnie." kata Soohyun.
Aku diam seribu bahasa. Mencoba mencerna makna kata-kata Soohyun. Benarkah demikian? Oh God!! Tell me something I don't know.
"Sekarang sudah jam 6 lewat 15 menit. 45 menit lagi acaranya akan segera dimulai, onnie. Ayo, kita bersiap-siap." Soohyun menarik tanganku dan membawaku ke kamar mandi. "Handuknya sudah ada di dalam."
"Baiklah."
-----
Setelah selesai mandi, Soohyun membawaku ke ruang ganti. Disana, ia memperlihatkan gaun yang ia pilih untuk acara nanti. Untuknya, ia memilih baju warna biru yang panjangnya selutut dan berlengan panjang. Serta sepatu boot berbulu warna biru muda dan syal tipis warna biru muda yang selaras dengan bajunya. Sedangkan aku, dipersilakan untuk memilih sendiri. Setelah melihat-lihat, aku mengambil atasan baju tanpa lengan berwarna merah dan rok hitam yang panjangnya selutut. Untuk sepatu, aku memilih sepatu selop sederhana warna merah. Serta untuk aksesoris aku memilih gelang warna merah dan syal warna hitam bercorak merah.
"Wah, selera fashion onnie bagus sekali." puji Soohyun.
"Ah, gomawoyo..." kataku sambil tersenyum.
"Ayo onnie, cepat. 20 menit lagi acaranya dimulai." kata Soohyun. Aku mengangguk. Segera aku pergi ke balik tirai dan mengganti bajuku. Saat aku keluar, kulihat Soohyun berdecak kagum karena penampilanku. Lalu Soohyun membawaku ke meja riasnya. Ia menata rambutku dan merias wajahku.
"Selesai!! Waah, lihatlah! Onnie jadi lebih cantik." kata Soohyun.
"Ah, tidak juga. Kamu juga cantik. Terima kasih, Soohyun." aku memeluk Soohyun sebentar saat mengatakan itu.
"Iya onnie, sama-sama." kata Soohyun, "Baiklah, apa onnie siap?"
"Iya." jawabku mantap.
"Ok, mari kita keluar." ajak Soohyun.
-----
"Hai." sapa Soohyun.
"Hai Soohyun ssi, hai Yuri ssi." sapa Key, Minho, Jonghyun, Onew dan Taemin bersamaan.
"Hai." sapaku sambil menunduk. Soohyun berbisik padaku untuk tidak malu, anggap saja kita saudara, katanya.
Aku memberanikan diri untuk mengangkat kepalaku sambil memandang Soohyun. Lalu satu persatu kulihat personil SHINee tersenyu padaku. Aku pun membalas senyuman mereka dengan malu-malu.
"Wah, kau cantik sekali, Yuri ssi. Bahkan kau lebih cantik dari Sekyung-ku." puji Jonghyun.
"Iya, benar. Ternyata kau sangat cantik." Key menambahi pujian Jonghyun padaku.
"Terima kasih, oppa." hanya kata itu yang bisa kuucapkan. Mereka tampak keren dan sangat tampan, batinku.
"Apa kalian siap untuk acara jumpa fans kita?" tanya Minho.
"Ya!" jawab Key, Jonghyun, Taemin, Onew dan Saehyun kompak.
"Tunggu sebentar." sela Key.
Aku memandang Key heran. Ia menghampiriku. Ia juga tersenyum manis padaku. Tubuhku mulai gemetaran. Aku melangkah mundur. Namun Key tetap berjalan santai ke arahku.
"Kau salah memakai syal." kata Key lembut. Tangannya perlahan mengambil syal yang kupakai dan memakaikannya kembali ke leherku, lalu merapikannya.
"Nah, sudah beres." katanya sambil tersenyum padaku.
"Hyung, sepertinya tidak ada perubahan pada model syal itu. Model syal itu sekarang seperti sebelumnya. Kau tidak merubahnya sama sekali. Dasar Key hyung! Hahaha..." kata Taemin mengejek.
Oh God! Kurasa sekarang pipiku mulai memerah. Dan aku mulai salah tingkah....
-----
~TBC~
©2011 Hanna Shawol
Selasa, 26 April 2011
FF - Me and SHINee Part 1
Author : Safira Alhana (Hanna Shawol)
Cast :
- All Member SHINee
- Han Yuri
- Park Eun Hae
-Choi Soohyun
Semua isi di FF ini hanyalah khayalan saya semata. Dan ini murni 100 % karangan saya. Kalau ada kesamaan tokoh, tempat, alur cerita, saya minta maaf.
SELAMAT MEMBACA !!
Me and SHINee #1
Prolog
Hai, namaku Rianna Yunchae. Kalau di lihat dari namaku, aku memang bukan orang Korea asli. Nama koreaku adalah Han Yuri. Ayahku adalah orang Korea asli, sedangkan Ibuku orang Indonesia. Aku sekarang kuliah di Seoul University. Umurku masih 19 tahun, dan aku adalah fans SHINee. Oh iya, tadi pagi waktu aku sedang makan di kafetaria, aku bertemu dengan Park Eun Hae, teman dekatku. Dia memberitahuku bahwa nanti siang sekitar pukul 3 akan ada acara Jumpa Fans SHINee di Yongnam Stadium (#ngawur). Aku senang sekali waktu dengar kabar itu. Maka, sekarang aku akan bersiap-siap untuk hadir di acara Jumpa Fans itu. Aku sudah tidak sabar bertemu dengan idolaku, SHINee!!
-----
Hari ini aku akan menghadiri Jumpa Fans SHINee di Yongnam Stadium. Eun Hae, teman kuliahku tidak bisa menemaniku untuk pergi ke sana, terpaksa aku pergi sendiri. Saat aku tiba di Yongnam Stadium, ternyata tempatnya penuh sesak oleh para fans SHINee yang hadir di sini. Aku pun harus berjuang keras agar dapat melihat SHINee dari dekat. Kuterobos lautan manusia di sekelilingku. Hingga akhirnya aku dapat melewati mereka semua dan kini aku berada di barisan paling depan. Namun karena ulah seorang fans yang mendorongku tanpa sengaja dari belakang menyebabkan aku hilang keseimbangan dan akhirnya jatuh terpeleset tepat di depan para personil SHINee yang sedang asyik berfoto bersama para fansnya. Karena dorongan yang kuat dari belakang juga menyebabkan kakiku terinjak-injak oleh mereka. Spontan Key yang ada di depanku langsung menghampiriku dan bertanya apakah aku baik-baik saja. Karena aku masih syok, aku hanya mengangguk. Lalu Key membawaku ke tempat duduk di sebelahnya. Sumpah!! Gara-gara kejadian itu, banyak fans yang histeris saat Key menggandengku menuju tempat duduk di sebelahnya.
Setelah acara Jumpa Fans selesai, Key dan Onew menghampiriku.
"Apakah kakimu masih sakit?" tanya Key.
"Umm, sedikit." jawabku sambil mencoba menggerakkan kakiku yang keseleo.
"Siapa namamu?" tanya Onew.
"Panggil saja aku Yuri." jawabku.
"Baiklah, Yuri, apa kau mau ikut dengan kami?" tanya Key.
"A...pa? Kemana?" tanyaku sedikit gugup.
Tangan Onew menyentuh pundakku, "Ke apartemen kami. Bukankah kau fans SHINee?" tanya Onew.
"I...iya, aku fans SHINee. Tapi mengapa harus ke apartemen kalian?" tanyaku.
"Hahaha...jangan berpikiran yang aneh-aneh. Malam ini kami mengundang beberapa fans SHINee ke apartemen kami. Jadi, tenang saja, ada temannya kok." kata Key.
"Sekarang? Ke apartemen kalian?" tanyaku.
Key dan Onew mengangguk. Lalu Onew pergi ke sebuah ruangan, dan kembali bersama Jonghyun, Minho dan Taemin.
"Hai, Yuri." sapa Jonghyun, Minho dan Taemin bersamaan.
"Hai." aku masih syok dengan semua kejadian hari ini.
"Jadi, apa kau mau ikut bersama kami? Tenang saja, nanti kami akan mengantarmu pulang. Lagi pula, di apartemen kami ada Soohyun, adik Minho. Jadi tenang saja." kata Jonghyun.
"Mengapa kalian mengajakku?" tanyaku.
"Bukankah kakimu masih sakit?" tanya Onew. Aku mengangguk.
"Kalau begitu, ayo. Kami punya obat yang sangat ampuh mengatasi keseleo. Ayo, cepat. Sudah waktunya untuk pulang." tanpa basa-basi lagi Key menggandeng tanganku menuju mobil mereka. Onew, Jonghyun, Minho dan Taemin mengikuti di belakang.
-----
Di apartemen SHINee....
"Kami pulang..." sapa Jonghyun.
"Wah, sudah pulang ya. Cepat sekali." suara lembut seorang wanita menyambut kedatangan kami.
Kami berenam duduk di sofa. Tak lama kemudian datang seorang wanita yang sangat cantik, sambil membawa nampan berisi minuman. Wanita itu nampak kaget. Cepat-cepat ia kembali ke dapur dan kembali lagi ke ruang dimana kami duduk sambil meletakkan nampan berisi minuman di atas meja. Lalu wanita itu duduk di sebelah Minho sambil berbisik-bisik. Minho tertawa kecil, lalu berkata padaku.
"Yuri, perkenalkan ini adikku, Soohyun. Dan Soohyun, perkenalkan ini Yuri, dia seorang Shawol." kata Minho.
"Annyeong, salam kenal. Aku Yuri, fans SHINee." sapaku sambil berdiri dan membungkukkan badan.
Soohyun ikut berdiri dan membungkukkan badannya, "Perkenalkan, aku Soohyun, adik Minho. Salam kenal kembali."
"Soohyun, baik-baik ya sama Yuri. Karena ia akan disini sampai acara Jumpa Fans khusus kita berakhir." kata Key.
"Baik, oppa." kata Soohyun patuh.
"Oh iya, apa kakimu masih sakit?" tanya Key. Aku menggeleng.
"Coba kulihat." Key menghampiriku lalu berlutut di depanku sambil memegangi kakiku yang keseleo.
"Wah, kamu bohong. Lihat! Kakimu lecet-lecet begini, pasti di injak-injak oleh fans lain. Ya kan?" tanya Key.
"Eh, sebenarnya iya." kataku malu.
"Tuh kan. Sebentar ya, aku ambilkan obat dulu." Key pergi menuju ke sebuah ruangan di dekat dapur. Lalu kembali sambil menenteng kotak P3K.
"Kalau nggak segera diobati, nanti jadi tambah parah. Bisa menimbulkan iritasi lo." kata Key. Aku menunduk malu. Setelah Key selesai mengobati kakiku, ia segera membereskan kotak P3K itu dan mengembalikan ke tempatnya.
Soohyun duduk di sebelahku, lalu memandang kakiku yang disandarkan di sofa.
"Onnie, biar aku pijat sedikit ya. Biar cepat sembuh." kata Soohyun.
"Terima kasih ya, Soohyun. Kamu baik sekali." kataku.
Soohyun hanya tersenyum. Lalu ia memijat kakiku yang keseleo. Aku merasakan sentuhan hangat dan lembut di kakiku. Tanpa sadar aku mulai mengantuk. Mataku mulai terpejam sampai aku tidak bisa melihat keadaan di sekitarku.
-----
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
Mianhae kalau jelek.
Makasih buat yang udah baca. Komen, kritik dan saran saya tunggu looohh...
Gomawo~
Cast :
- All Member SHINee
- Han Yuri
- Park Eun Hae
-Choi Soohyun
Semua isi di FF ini hanyalah khayalan saya semata. Dan ini murni 100 % karangan saya. Kalau ada kesamaan tokoh, tempat, alur cerita, saya minta maaf.
SELAMAT MEMBACA !!
Me and SHINee #1
Prolog
Hai, namaku Rianna Yunchae. Kalau di lihat dari namaku, aku memang bukan orang Korea asli. Nama koreaku adalah Han Yuri. Ayahku adalah orang Korea asli, sedangkan Ibuku orang Indonesia. Aku sekarang kuliah di Seoul University. Umurku masih 19 tahun, dan aku adalah fans SHINee. Oh iya, tadi pagi waktu aku sedang makan di kafetaria, aku bertemu dengan Park Eun Hae, teman dekatku. Dia memberitahuku bahwa nanti siang sekitar pukul 3 akan ada acara Jumpa Fans SHINee di Yongnam Stadium (#ngawur). Aku senang sekali waktu dengar kabar itu. Maka, sekarang aku akan bersiap-siap untuk hadir di acara Jumpa Fans itu. Aku sudah tidak sabar bertemu dengan idolaku, SHINee!!
-----
Hari ini aku akan menghadiri Jumpa Fans SHINee di Yongnam Stadium. Eun Hae, teman kuliahku tidak bisa menemaniku untuk pergi ke sana, terpaksa aku pergi sendiri. Saat aku tiba di Yongnam Stadium, ternyata tempatnya penuh sesak oleh para fans SHINee yang hadir di sini. Aku pun harus berjuang keras agar dapat melihat SHINee dari dekat. Kuterobos lautan manusia di sekelilingku. Hingga akhirnya aku dapat melewati mereka semua dan kini aku berada di barisan paling depan. Namun karena ulah seorang fans yang mendorongku tanpa sengaja dari belakang menyebabkan aku hilang keseimbangan dan akhirnya jatuh terpeleset tepat di depan para personil SHINee yang sedang asyik berfoto bersama para fansnya. Karena dorongan yang kuat dari belakang juga menyebabkan kakiku terinjak-injak oleh mereka. Spontan Key yang ada di depanku langsung menghampiriku dan bertanya apakah aku baik-baik saja. Karena aku masih syok, aku hanya mengangguk. Lalu Key membawaku ke tempat duduk di sebelahnya. Sumpah!! Gara-gara kejadian itu, banyak fans yang histeris saat Key menggandengku menuju tempat duduk di sebelahnya.
Setelah acara Jumpa Fans selesai, Key dan Onew menghampiriku.
"Apakah kakimu masih sakit?" tanya Key.
"Umm, sedikit." jawabku sambil mencoba menggerakkan kakiku yang keseleo.
"Siapa namamu?" tanya Onew.
"Panggil saja aku Yuri." jawabku.
"Baiklah, Yuri, apa kau mau ikut dengan kami?" tanya Key.
"A...pa? Kemana?" tanyaku sedikit gugup.
Tangan Onew menyentuh pundakku, "Ke apartemen kami. Bukankah kau fans SHINee?" tanya Onew.
"I...iya, aku fans SHINee. Tapi mengapa harus ke apartemen kalian?" tanyaku.
"Hahaha...jangan berpikiran yang aneh-aneh. Malam ini kami mengundang beberapa fans SHINee ke apartemen kami. Jadi, tenang saja, ada temannya kok." kata Key.
"Sekarang? Ke apartemen kalian?" tanyaku.
Key dan Onew mengangguk. Lalu Onew pergi ke sebuah ruangan, dan kembali bersama Jonghyun, Minho dan Taemin.
"Hai, Yuri." sapa Jonghyun, Minho dan Taemin bersamaan.
"Hai." aku masih syok dengan semua kejadian hari ini.
"Jadi, apa kau mau ikut bersama kami? Tenang saja, nanti kami akan mengantarmu pulang. Lagi pula, di apartemen kami ada Soohyun, adik Minho. Jadi tenang saja." kata Jonghyun.
"Mengapa kalian mengajakku?" tanyaku.
"Bukankah kakimu masih sakit?" tanya Onew. Aku mengangguk.
"Kalau begitu, ayo. Kami punya obat yang sangat ampuh mengatasi keseleo. Ayo, cepat. Sudah waktunya untuk pulang." tanpa basa-basi lagi Key menggandeng tanganku menuju mobil mereka. Onew, Jonghyun, Minho dan Taemin mengikuti di belakang.
-----
Di apartemen SHINee....
"Kami pulang..." sapa Jonghyun.
"Wah, sudah pulang ya. Cepat sekali." suara lembut seorang wanita menyambut kedatangan kami.
Kami berenam duduk di sofa. Tak lama kemudian datang seorang wanita yang sangat cantik, sambil membawa nampan berisi minuman. Wanita itu nampak kaget. Cepat-cepat ia kembali ke dapur dan kembali lagi ke ruang dimana kami duduk sambil meletakkan nampan berisi minuman di atas meja. Lalu wanita itu duduk di sebelah Minho sambil berbisik-bisik. Minho tertawa kecil, lalu berkata padaku.
"Yuri, perkenalkan ini adikku, Soohyun. Dan Soohyun, perkenalkan ini Yuri, dia seorang Shawol." kata Minho.
"Annyeong, salam kenal. Aku Yuri, fans SHINee." sapaku sambil berdiri dan membungkukkan badan.
Soohyun ikut berdiri dan membungkukkan badannya, "Perkenalkan, aku Soohyun, adik Minho. Salam kenal kembali."
"Soohyun, baik-baik ya sama Yuri. Karena ia akan disini sampai acara Jumpa Fans khusus kita berakhir." kata Key.
"Baik, oppa." kata Soohyun patuh.
"Oh iya, apa kakimu masih sakit?" tanya Key. Aku menggeleng.
"Coba kulihat." Key menghampiriku lalu berlutut di depanku sambil memegangi kakiku yang keseleo.
"Wah, kamu bohong. Lihat! Kakimu lecet-lecet begini, pasti di injak-injak oleh fans lain. Ya kan?" tanya Key.
"Eh, sebenarnya iya." kataku malu.
"Tuh kan. Sebentar ya, aku ambilkan obat dulu." Key pergi menuju ke sebuah ruangan di dekat dapur. Lalu kembali sambil menenteng kotak P3K.
"Kalau nggak segera diobati, nanti jadi tambah parah. Bisa menimbulkan iritasi lo." kata Key. Aku menunduk malu. Setelah Key selesai mengobati kakiku, ia segera membereskan kotak P3K itu dan mengembalikan ke tempatnya.
Soohyun duduk di sebelahku, lalu memandang kakiku yang disandarkan di sofa.
"Onnie, biar aku pijat sedikit ya. Biar cepat sembuh." kata Soohyun.
"Terima kasih ya, Soohyun. Kamu baik sekali." kataku.
Soohyun hanya tersenyum. Lalu ia memijat kakiku yang keseleo. Aku merasakan sentuhan hangat dan lembut di kakiku. Tanpa sadar aku mulai mengantuk. Mataku mulai terpejam sampai aku tidak bisa melihat keadaan di sekitarku.
-----
~TBC~
© 2011 Hanna Shawol
Mianhae kalau jelek.
Makasih buat yang udah baca. Komen, kritik dan saran saya tunggu looohh...
Gomawo~
Langganan:
Postingan (Atom)