Our Family Part 1
Author : Safira Alhana a.k.a Park Chan Ra / Sung Ji Mi @hanna_ryeong9
Cast :
- Kim Heechul suju
- Han/Kim Seol Bi (Ocs)
- Kim Jong Woon a.k.a Yesung suju
- Kim Ryeowook suju
- Lee Sungmin suju
- Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk suju
- Lee Donghae suju
- Park Jungsoo a.k.a Leeteuk suju
- Park Chan Ra (Author)
- Kim Kibum SHINee
- Lee Taemin SHINee
- Cho Kyuhyun suju
- Choi Sooyoung SNSD
- Choi Siwon suju
- And other...
Genre : Family, Friendship, Romance, Comedy
Rating : PG-13
Length : Chapter
Disclaimer : Plot dan fanficnya asli punya saya. Jebal, jangan dicopas seenaknya ><
Yang belum baca prolognya baca dulu ya... PROLOG
-------------------------------------------------
Author POV
Gedebug...bug...bug...BUUAAKK!!
Suara gaduh terdengar di lantai dua rumah mewah milik keluarga Kim. Heechul dan istrinya Seol Bi yang sedang sarapan di lantai bawah merasa terganggu dengan adanya suara gaduh itu. Heechul meletakkan sendok dan garpunya lalu bangkit dari duduknya. Ia berjalan menuju tangga dan berdiri di anak tangga yang pertama.
"YA! KIM JONG WOON, KIM RYEOWOOK! APA YANG KALIAN LAKUKAN???!!" teriak Heechul membahana di seluruh penjuru rumah.
Sementara di lantai dua, Ryeowook yang terduduk di lantai akibat bertabrakan dengan hyungnya langsung bangun begitu mendengar teriakan appanya. Jongwoon langsung mengambil buku-buku tebal miliknya yang jatuh menimpa dongsaengnya. Mereka berdua langsung berlari menuruni anak tangga dan berdiri di depan appanya lalu membungkuk untuk meminta maaf.
"Maaf, appa. Tadi aku tidak sengaja menabrak Wookie." ucap Jongwoon.
"Dan buku-buku tebal itu menindihku." sambung Ryeowook dengan muka kesal.
"Sudahlah, ayo sarapan dulu." Seol Bi melerai kedua anaknya.
Jongwoon dan Ryeowook menyusul appanya yang sudah dulu berjalan menuju ruang makan.
"Ini roti bakar selai coklat kesukaan Wookie. Dan ini omelet tiram kesukaan Jongwoon. Makanlah." Seol Bi menyodorkan piring-piring berisi makanan favorit anaknya kehadapan Ryeowook dan Jongwoon.
"Eomma, Key mana?" tanya Jongwoon.
"Sudah berangkat ke butik. Katanya ada design yang belum selesai untuk fashion show bulan depan." jawab Eommanya.
"Eomma, bulan depan aku mau lihat fashion show-nya Key. Boleh ya?" pinta Ryeowook.
"Selesaikan dulu makalahmu." sahut Heechul.
Kring...kring...kring...
Telepon di ruang tamu berdering. Heechul berjalan malas ke ruang tamu. Ia mengangkat gagang telepon kuno itu lalu menempelkannya ketelinga.
"Yoboseo.." sapa Heechul.
"Ah...ne arasseo...Sekarang?...hmm...oke." Heechul meletakkan gagang telepon di tempatnya lalu berjalan menuju kamarnya.
Heechul keluar dari kamarnya dengan setelan jas hitam rapi plus kacamata hitam yang sudah dikenakannya. Ia berjalan menuju ruang makan untuk berpamitan.
"Aku berangkat dulu. Sungmin sudah menungguku." kata Heechul sambil mengusap-usap puncak kepala kedua anaknya lalu pergi meninggalkan ruang makan.
"Eomma, aku juga mau berangkat sekarang. Dadah..." Ryeowook berjalan pelan ke pintu utama sambil melambai pada eommanya.
"Hati-hati bawa mobilnya, Wookie-ah!" teriak eommanya.
"NE!!"
-----
Kediaman keluarga Park...
"Appa, aku berangkat dulu ya." Chan Ra menghampiri Jung Soo untuk berpamitan.
"Ah, appa akan mengantarmu. Kajja!" Jung Soo menyambar kunci mobil di meja kecil dekat sofa ruang tamu lalu berjalan mendahului Chan Ra ke garasi.
Mobil silver Jung Soo berjalan mulus di jalanan kota Seoul yang mulai ramai. Handphone Jung Soo yang diletakkan di dasbor mobil bergetar. Jung Soo mengambil ponselnya dan melihat ada panggilan masuk. Awalnya ia mengabaikan panggilan itu sampai akhirnya ia tidak tahan dan langsung mencopot baterai ponselnya. Chan Ra hanya memandang appanya heran.
"Appa, wae geurae?" tanya Chan Ra.
Jung Soo menggeleng pelan, "Tidak apa-apa. Sudah lupakan, tidak penting."
Chan Ra masih bingung dengan sikap appanya namun ia tidak berani membantah kata-kata appanya. Jung Soo memperhatikan Chan Ra yang kembali dengan kegiatan melamunnya.
'Apakah dia menelepon untuk Chan Ra? Untuk menjauhkan Chan Ra dariku? Andwae!' batin Jung Soo.
Mobil Jung Soo berhenti tepat di depan pintu gerbang Seoul High School. Chan Ra turun dari mobil lalu melambaikan tangannya pada Jung Soo.
"Chan Ra-ah. Appa mencintaimu. Sangat mencintaimu. Kau anak appa yang terbaik!" teriak Jung Soo seraya membalas lambaian tangan Chan Ra.
Chan Ra kaget dengan ucapan appanya. Ia tersenyum lebar lalu mengangguk.
"Belajarlah yang rajin, nak!" ucap Jung Soo lalu perlahan mobil silver itu berjalan meninggalkan area sekolah.
Chan Ra terdiam. Ia merasa appanya sangat berbeda hari ini. Ia merasa khawatir. Bukankah seharusnya ia senang dengan sikap appanya hari ini? Tidak. Chan Ra merasa ada yang tidak beres.
"Hey!" seseorang menepuk pundak Chan Ra.
"Taemin-ah!" seru Chan Ra.
"Kenapa melamun disini? Ayo ke kelas!" ajak Taemin.
Chan Ra dan Taemin berjalan memasuki sekolah dengan gembira. Taemin bercerita tentang hari minggunya yang rusak gara-gara Jonghyun tiba-tiba datang ke rumahnya untuk main PS. Chan Ra tertawa mendengar cerita Taemin. Ia bisa membayangkan bagaimana kesalnya Taemin dan wajah tanpa dosa milik Jonghyun.
-----
Dari kaca mobil seseorang melihat Chan Ra yang tertawa karena Taemin. Perlahan seulas senyum tersungging di bibirnya yang mungil.
'Adakah aku dihati Chan Ra?' tanya namja itu pada dirinya sendiri.
Setelah Chan Ra dan Taemin hilang dari pandangannya, namja imut itu melajukan mobilnya ke jalanan kota Seoul yang mulai padat. Pikirannya kacau meskipun ia berusaha untuk tidak cemburu. Ia teringat ucapan eommanya untuk membawa mobilnya baik-baik, maka ia membatalkan niatnya untuk ngebut sebagai pelampiasan amarahnya.
-----
Mobil Heechul memasuki pekarangan rumah keluarga Lee. Ia turun dari mobil dan langsung menghampiri Eunhyuk dan Donghae yang sedang bersantai di kursi teras.
"Mana appamu?" tanya Heechul.
"Oh, Heechul-ah! Kau datang." seru Sungmin dari arah pintu.
"Appa, aku pergi futsal dulu ya!" ujar Eunhyuk.
"Hyung, tunggu aku!" Donghae dengan susah payah berlari mengejar Eunhyuk.
Sungmin hanya geleng-geleng melihat kelakuan si kembar.
"Masuklah, teman." kata Sungmin mempersilakan Heechul masuk.
Sungmin membawa Heechul memasuki ruang kerjanya. Heechul duduk di sofa panjang di ruangan itu. Setelah meletakkan 2 cangkir teh hijau, Sungmin membuka percakapan.
"Jadi, apa benar tuan Cho sudah kembali ke Korea?" tanya Sungmin.
"Bukan, bukan tuan Cho. Tapi putranya." ralat Heechul.
"Baiklah, jadi ada keperluan apa tuan muda Cho ke Korea?"
"Entahlah." Heechul menghela napas berat.
"Tumben keluarga Cho datang ke Korea. Seingatku perusahaan keluarga Cho di Korea baik-baik saja. Semua aman terkendali dibawah pimpinan presdir Jung." kata Sungmin.
"Mungkinkah mereka ke Korea untuk berlibur?" tanya Heechul.
Sungmin menggeleng, "Keluarga Cho hampir tidak punya waktu untuk berlibur."
Heechul tertawa.
"Kau masih ingat semua tentang keluarga Cho?" canda Heechul.
"Hey, aku tidak mungkin melupakan keluarga tiriku!"
Heechul terdiam. Perlahan ia menyeruput teh hijaunya. Ditatapnya Sungmin lekat-lekat.
"Apa ada masalah di perkebunan gandum?" tanya Heechul.
"Kurasa tidak." jawab Sungmin yakin.
"Apa kau tidak dengar berita?"
"Berita apa?" tanya Sungmin penasaran.
"Manager Malton yang dituduh korupsi." jawab Heechul seraya menatap Sungmin.
Sungmin menepuk jidatnya sendiri.
"Kurasa itu alasan tuan Cho mengutus putranya untuk pergi ke Korea." kata Heechul.
"Tuan Cho selalu membereskan masalahnya sendiri. Matilah aku!"
-----
Jung Soo berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya. Ia tampak gelisah. Berkali-kali diliriknya ponsel yang tergeletak di meja kerjanya. Dengan gusar ia menghampiri meja kerjanya dan menyambar ponsel miliknya.
Ddrrtt...drrrttt...
"Yobosseo." sapa Jung Soo.
"Tuan Park, apa kabar?"
Jung Soo terdiam. Suara itu...suara itu...ia pernah mendengarnya. Tapi, siapa? Dengan ragu Jung Soo membuka mulutnya.
"Tuan...Jung?"
-----
Kilatan blitz kamera menerpa wajah seorang namja tampan yang berprofesi sebagai model itu. Namja bernama Choi Siwon itu kini tampak dikerumuni wartawan. Terlihat Siwon berusaha menghindari puluhan pertanyaan yang diajukan kepadanya. Tujuh orang bodyguard siap menjadi benteng Siwon dari wartawan. Siwon segera masuk ke dalam mobilnya.
Dddrrttt...
"Yoboseo.."
"YA!! CHOI SIWON!! Kenapa daritadi tidak menjawab panggilanku!!" teriak seseorang diujung sana.
"Sstt...jangan teriak-teriak Hyuk-ah! Mianhae, aku baru selesai pemotretan." kata Siwon.
"Kau tau, aku dan Donghae hampir lumutan menunggumu di tempat futsal! Apa kau lupa kita ada janji hari ini??" semprot Eunhyuk. Siwon menepuk jidatnya.
"Mian, mian, mianhae. Aku benar-benar lupa kalau hari ini ada janji dengan kalian." kata Siwon memelas.
"Cih."
"Ngomong-ngomong, apa kalian masih disana?" tanya Siwon.
"Tentu saja, hyung!" jawan Donghae yang tiba-tiba mengambil alih percakapan.
"Cepatlah kemari kalau kau tak ingin persahabatan kita berakhir di tengah jalan!" ancam Eunhyuk.
"Arasseo. Aku segera kesana." Bip. Sambungan diputus sepihak.
"Pak Jang, antarkan aku ke tempat futsal, seperti biasa." pinta Siwon pada sopir pribadinya.
-----
@ Kantor Kim Corporation...
Jongwoon berjalan lesu memasuki ruang kerjanya. Baru saja ia ke kantor appanya. Appanya langsung menyuruh Jongwoon untuk bersiap-siap karena besok pagi ia akan pergi ke California dengan penerbangan pertama. Entah apa maksud Heechul menyuruh putranya untuk ke California.
"Ah...appa. Aku nggak mau pergi ke Amrik." keluh Jongwoon.
Ceklek. Pintu ruang kerja Jongwoon terbuka. Heechul memasuki ruang kerja putranya dengan sebuah dokumen di tangannya. Ia meletakkan dokumen itu di meja kerja putranya.
"Ini agenda kerja selama kau berada di Amerika. Sebenarnya, ini bukan tugas kantor. Ah, tidak. Ini memang tugas kantor, tapi bukan untuk Kim Corporation." kata Heechul.
"Maksud appa?" Jongwoon menatap heran Heechul.
Heechul duduk di sofa. Menyandarkan punggungnya lalu menyilangkan kakinya. Ia menyuruh Jongwoon untuk duduk di sofa di depannya.
"Aku mengirimmu ke Amerika untuk membantu teman appa. Tentu saja kau tidak sendirian disana. Kau akan ditemani oleh Lee Donghae. Kau kenal dia bukan?"
"Lee Donghae? Tentu saja aku kenal. Dia teman baik Wookie. Tunggu dulu. Apa maksud appa aku ditugasi untuk membantu paman Sungmin?" tanya Jongwoon memastikan.
Heechul mengangguk.
"Aku ingin kau menyelidiki kasus korupsi di perkebunan gandum milik keluarga Cho. Kudengar si pelaku korupsi mengaku bahwa Sungmin yang menyuruhnya untuk melakukannya. Kupikir Sungmin tidak akan melakukan hal itu." kata Heechul.
"Tentu saja, paman Sungmin bukan orang seperti itu. Pasti tujuan si pelaku menuduh paman Sungmin karena ingin menyingkirkan paman Sungmin dari jabatannya." kata Jongwoon.
Heechul tersenyum mendengar perkataan putranya.
"Aku tahu. Kemampuan analisismu sangat baik. Untuk itulah, aku ingin kau ke Amerika membantu Sungmin. Donghae akan menjadi partnermu. Ia tau apa yang harus dilakukan." kata Heechul.
Jongwoon menunduk memikirkan ucapan appanya. Heechul berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu.
"Aku pergi dulu. Sebaiknya kau pulang lebih awal untuk berkemas. Jangan lupa telepon Wookie supaya tidak keluyuran. Anak itu benar-benar..." suara Heechul terdengar semakin lirih seiring langkah kakinya yang menjauh pergi dari ruang kerja Jongwoon.
Jongwoon mengusap wajahnya pelan, lalu ia mengambil ponsel dari saku jasnya.
"Wookie-ah! Kalau sudah selesai kuliah cepat pulang. Jangan keluyuran!"
Bip. Jongwoon langsung memutuskan sambungan sebelum Ryeowook sempat membalas ucapannya.
-----
Taemin dan Chan Ra keluar kelas bersama-sama. Sepanjang jalan menuju pintu gerbang, Taemin tak henti-hentinya membuat lelucon yang membuat Chan Ra tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Chan Ra. Chan Ra otomatis menoleh untuk melihat siapa yang menepuk pundaknya. Keningnya berkerut kala melihat seorang namja dewasa berpakaian jas formal sedang membungkuk singkat kearahnya.
"Nuguseo?" tanya Chan Ra.
"Apa benar anda nona Park Chan Ra?" tanya ornag itu.
Chan Ra mengangguk.
"Mari ikut dengan saya. Seseorang telah menunggu anda di suatu tempat." tanpa ba-bi-bu lagi orang itu langsung menarik Chan Ra untuk mengikutinya.
Chan Ra bingung dan langsung menoleh ke arah Taemin dan melambaikan tangannya. Taemin panik dan berniat untuk mengejar Chan Ra.
"Gwenchana, Taemin-ah! Sampai jumpa!" Chan Ra masih melambaikan tangannya.
-----
Ryeowook memarkirkan mobilnya di depan pintu gerbang Seoul High School. Ia berniat untuk menjemput Chan Ra sekalian mengajaknya makan malam. Tak henti-hentinya ia mengomel karena Jongwoon tadi meneleponnya untuk segera pualng ke rumah.
"Aish, Jongwoon hyung menyebalkan sekali. Seenaknya nelepon orang. Mana aku nggak dikasih waktu buat ngomong lagi. Emang dia pikir dia appaku? Seenaknya merintah orang. Cih, ogah aku punya appa kayak dia." tanpa sadar Ryeowook ngoceh di mobil. Orang-orang yang melewatinya berhenti dan menatapnya aneh. Dengan perasaan campur aduk, Ryeowook memakai kacamata hitamnya untuk menutupi perasaan malunya.
'Aduh, ngapain juga tadi kap mobilnya dibuka.' keluh Ryeowook dalam hati.
Tanpa sengaja mata Ryeowook melihat Chan Ra yang ditarik paksa oleh seorang laki-laki. Ryeowook melepas kacamatanya untuk melihat lebih jelas.
'Apa yang dilakukan laki-laki itu?' tanya Ryeowook dalam hati.
Ryeowook langsung keluar dari mobilnya dan berlari mengejar mobil yang membawa Chan Ra. Tapi usahanya sia-sia. Mobil itu melaju kencang menembus jalanan Seoul. Ryeowook langsung mengambil ponsel dari saku jaketnya.
"Yoboseo, paman Jung Soo! Itu...Chan Ra...dia..dia..."
#####
~To be continue~
Mian kalo ceritanya jelek. Komentar sangat diperlukan untuk menentukan apakah ff ini bisa lanjut atau tidak.©Safira Alhana
jiah !!! bagus huwa part 2 part 2 part 2 part 2
BalasHapushehe, oke. part 2 masih dalam proses ^^
BalasHapus