Jumlah Pengunjung

Note ^^

Halloo..^^ selamat datang di blog saya! Welcome to my blog! Silakan dilihat-lihat, dibaca-baca tapi jangan di copas! Di blog ini juga saya post fanfic-fanfic. Jangan lupa tinggalkan komentar setelah membaca artikel di blog saya! Kunjungi juga WP saya di safiraalhana.wordpress.com

Sabtu, 29 Oktober 2011

{Fanfic} Our Family Part 3




Our Family Part 3

Author : Safira Alhana a.k.a Park Chan Ra / Sung Ji Mi @hanna_ryeong9
Cast :
            - Kim Heechul suju
            - Han/Kim Seol Bi (Ocs)
            - Kim Jong Woon a.k.a Yesung suju
            - Kim Ryeowook suju
            - Lee Sungmin suju
            - Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk suju
            - Lee Donghae suju
            - Park Jungsoo a.k.a Leeteuk suju
            - Park Chan Ra (Author)
            - Kim Kibum SHINee
            - Lee Taemin SHINee
            - Cho Kyuhyun suju
            - Choi Sooyoung SNSD
            - Choi Siwon suju
            - And other...
Genre : Family, Friendship, Romance, Comedy
Rating : PG-13
Length : Chapter
Disclaimer : Plot dan fanficnya asli punya saya. Jebal, jangan dicopas seenaknya ><
Previous
Our Family Side Story :
---------------------------------------------------------------
Donghae berdiri mematung di depan pintu kamar Eunhyuk. Dibukanya pelan pintu kamar kayu bertuliskan Hyuk's Room itu. Ia mendapati Eunhyuk, saudara kembarnya tengah tidur pulas di ranjangnya. Senyum merekah di bibir Donghae. Ia meletakkan sepucuk surat di meja komputer Eunhyuk.
"Hyung, jaga dirimu baik-baik." kata Donghae lirih.
Donghae keluar dari kamar Eunhyuk dan kembali masuk ke kamarnya untuk mengambil koper. Saat ia keluar dari kamarnya sambil menyeret koper, tiba-tiba pintu kamar Eunhyuk terbuka dan keluarlah si empunya kamar. Donghae kaget. Eunhyuk mengucek-ucek matanya dan menguap. Lalu ia menatap Donghae heran. Matanya menyipit ketika pandangannya beralih ke 2 koper yang ada di tangan kanan dan kiri Donghae.
"Apa yang kau lakukan? Ada apa dengan koper-koper ini?" tanya Eunhyuk masih setengah sadar.
Donghae bingung harus menjawab apa, "Ah, tidak apa. Roda koper ini sudah rusak jadi aku mau memindahkannya ke gudang."
"Oh. Jangan buat keributan di depan kamarku, Donghae-ah! Aku mau tidur. Aku kira tadi ada apa..." kata Eunhyuk sambil masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya.
Donghae menghembuskan nafas lega. Dengan hati-hati ia menyeret kopernya menuju lantai bawah. Di bawah sudah ada Sungmin yang menunggu.
"Kajja kita berangkat sekarang." Sungmin membantu membawa satu koper Donghae ke mobil.
Di kamar Eunhyuk tidak sengaja menabrak meja komputer dan menjatuhkan surat dari Donghae. Ia memungut surat beramplop biru muda itu.
Eunhyuk-ah! Mungkin saat kamu membaca surat ini aku sudah tidak ada di rumah. Aku akan pergi jauh ke Amerika untuk menyelamatkan  keluarga kita. Aku tidak tau berapa lama aku disana. Jaga dirimu baik-baik! Mulai sekarang tidak ada lagi orang yang selalu membangunkan tidurmu demi sepotong kue. Aku akan belajar makan sendiri di sana tanpa ditemani orang lain. Jangan menyusahkan appa lagi ya! Kau juga harus rutin mengunjungi eomma. Aku akan menghubungimu lewat email atau telepon.
~Fishy Donghae~
Setelah membaca surat itu Eunhyuk langsung berlari keluar kamarnya. Dibukanya pintu kamar Donghae, kamar itu terasa sepi. Eunhyuk ingat tadi ia melihat Donghae keluar kamar sambil membawa 2 koper besar.
'Mungkinkah ia sudah pergi?' tanya Eunhyuk dalam hati.
"Donghae-ah! Donghae-ah! Appa!" teriak Eunhyuk di ruang tengah. Ia membuka pintu kamar appanya. Ternyata appanya tidak ada di rumah.
Eunhyuk terduduk di lantai. Ia sudah putus asa. Diraihnya gagang telepon di meja kecil di samping sofa. Ia memencet nomor telepon Donghae. Berkali-kali ia mencoba menghubungi Donghae, tapi hasilnya nihil. Ponsel Donghae tidak aktif. Begitu juga dengan ponsel Sungmin.
"Otokhae??" Eunhyuk mengacak-acak rambutnya frustasi.
Akhirnya Eunhyuk menyerah. Ia kembali naik ke kamarnya di lantai 2.
-----
Sungmin merogoh saku celananya. Dikeluarkannya ponsel hitam miliknya. Ada 5 panggilan tak terjawab, semuanya dari Eunhyuk. Sungmin mulai mengetik pesan.
Taemin-ah, tolong malam ini kau temani Eunhyuk di rumah. Paman masih ada keperluan di Incheon, tolong jangan bilang Eunhyuk kalau paman ada di Incheon.
"Sudah sana, berangkat!" seru Heechul pada Yesung dan Donghae.
"Kau terdengar seperti mengusir mereka, dan tentu saja mengusirku." komentar Seol Bi.
"Ahni, bukan itu maksudku yeobo~" kata Heechul.
"Sudahlah, kami berangkat dulu. Jaga Ryeowook dan Key baik-baik. Jangan kasar pada mereka." Seol Bi memeluk Heechul singkat, begitu juga dengan Yesung.
"Appa, bilang saja pada Hyuk kalau aku sudah kembali mengajar di Busan." kata Donghae seraya memeluk Sungmin.
Sungmin melepaskan pelukan Donghae.
"Baiklah, jaga dirimu baik-baik."
Sungmin menoleh ke arah Seol Bi, Yesung dan Donghae yang sudah mulai menaiki pesawat pribadi milik keluarga Kim. Ia melambaikan tangannya dan tersenyum.
"Hati-hati. Jangan lupa kalau sudah sampai telepon appa ya!" teriak Sungmin. Donghae mengacungkan jempolnya.
Setelah pesawat itu lepas landas, Heechul berjalan pergi meninggalkan Sungmin yang masih melambaikan tangannya.
"Sudahlah, mereka tak akan bisa melihat lambaianmu. Cepatlah pulang dan tidur." kata Heechul.
"Kau mau pulang sekarang?" tanya Sungmin.
"Tentu saja, bodoh. Masa aku mau nginap disini." jawab Heechul ketus.
Sungmin mengikuti Heechul menuju mobil mereka.
"Malam ini aku mau ke rumah ibu mertua. Aku akan menginap disana. Kau pulang ke Seoul sendiri saja ya." kata Sungmin.
"Baiklah, terserah kau." Heechul menyalakan mesin mobilnya.
Sungmin masuk ke mobilnya dan menutup pintu mobil.
"Hati-hati, sobat. Dadah..." Heechul melambaikan tangannya saat mobilnya mulai pergi meninggalkan area parkir.
Drrrrtt...drrrttt...
Baik, paman!
Sungmin tersenyum membaca pesan balasan dari Taemin.
-----
Jung Soo membuka pintu kamar Chan Ra. Malam ini ia tidak bisa tidur karena mendengar Chan Ra yang berteriak-teriak. Ia menghampiri Chan Ra yang terbaring di ranjangnya. Sprei bermotif bunga matahari itu tampak berantakan. Jung Soo duduk di pinggiran bed. Dielusnya pelan rambut Chan Ra. Peluh membasahi dahi dan pipi gadis manis itu. Jung Soo mengambil sapu tangan yang ada di meja kecil di samping ranjang. Ia mengelap keringat Chan Ra dengan sapu tangan itu.
"Appa! Appa! Appa!" Chan Ra kembali mengigau. Jung Soo mengelus pelan kepala Chan Ra.
"Ssstt..appa disini, chagi. Sssttt.." Jung Soo mencoba menenangkan Chan Ra.
"Appa..." air mata perlahan keluar dari mata Chan Ra. Jung Soo mendekap Chan Ra dan mengelus kepalanya lembut.
"Ssstt..uljima. Appa disini, chagi."
Chan Ra kembali tertidur dalam dekapan hangat Jung Soo.
-----
Keesokan paginya...
Rumah keluarga Kim kembali dihebohkan oleh teriakan melengkingnya si bungsu Ryeowook. Pagi ini Ryeowook kembali membuat 'keributan' yang memang rutin terjadi di rumah keluarga Kim. Bedanya kali ini keributan itu seakan-akan lebih dahsyat dari hari sebelumnya. Jelas saja, si pawang 'keributan' Jongwoon tidak ada di rumah dan hal itu menjadi penyebab ocehan yang keluar dari mulut Ryeowook tak bisa dihentikan. Heechul geleng-geleng saat melihat Ryeowook menuruni tangga sambil menggerutu karena ia habis tersandung saat keluar kamar.
"Hyung, aku capek tiap hari harus mendengar ocehanmu." celetuk Key.
"Sudahlah, ayo kita sarapan." ajak Heechul.
"Appa, eomma odiesseo?" tanya Ryeowook.
"Eomma pergi ke Amerika." jawab Heechul singkat. Ia sibuk mengolesi roti tawar dengan selai coklat kesukaan Ryeowook.
"Oh, pasti urusan bisnis." celetuk Key.
"Jongwoon hyung kemana?" tanya Ryeowook.
"Tiba-tiba ia dapat panggilan dari temannya untuk segera ke Jepang karena salah seorang temannya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas." jawab Heechul.
Ryeowook menarik kursi yang biasa ia tempati dan duduk. Heechul menyodorkan sepiring sandwich tuna ke hadapan Key dan sepiring roti tawar selai coklat ke hadapan Ryeowook. Ia juga menyiapkan segelas susu coklat untuk Ryeowook dan segelas susu stroberi untuk Key. Mereka bertiga sarapan dengan lahap.
"Appa, nanti aku pulang agak terlambat." kata Ryeowook.
"Wae?"
"Eunhyuk hyung dan Siwon hyung mengajakku jalan-jalan." jawab Ryeowook.
"Umur kalian itu sama, kenapa kau repot-repot memanggil mereka dengan sebutan hyung?"
"Diantara si kembar dan Siwon hyung, aku yang paling muda, appa. Jongwoon hyung yang mengajariku untuk bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua." jawab Ryeowook yang terdengar sedikit menyindir Heechul.
"Terserah kau saja."
"Hyung, aku boleh ikut nggak?" tanya Key antusias.
"Anak kecil nggak boleh ikut!" semprot Ryeowook.
"Umur kita hanya selisih 3 bulan, hyung!" bantah Key yang tak terima dengan ejekan Ryeowook.
"Aku ke kampus dulu yaa..dadah!! Dedek kecil nggak boleh ikut!!" Ryeowook bangkit dari duduknya dan langsung berjalan meninggalkan ruang makan.
"HYUNG!!"
-----
Di kamar Donghae yang bersebelahan dengan kamar Eunhyuk, terdengar suara gedebug yang keras. Eunhyuk yang merasa terganggu dengan kegaduhan itu, langsung bangun dan menuju kamar saudara kembarnya itu.
"Eh? Taeminie? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Eunhyuk.
Taemin baru saja jatuh dari ranjang Donghae, dimana suara gedebug tadi berasal. Ia menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak terasa gatal.
"Ehm..itu..itu..tadi malam aku tidur disini. Aku bosan di rumah jadi aku kesini." kata Taemin gelagapan.
"Mana Donghae?" tanya Eunhyuk langsung.
"Tadi malam Donghae hyung sudah kembali ke Busan naik kereta." jawab Taemin.
"Oohh..appa di rumah nggak?"
"Paman sehabis mengantar Donghae hyung ke stasiun langsung pergi ke Incheon, ke rumah nenek Lee." jelas Taemin.
"Appa ada di rumah halmonie?" tanya Eunhyuk tak percaya. Taemin mengangguk.
"Taemin-ah! Kajja kita ke Incheon sekarang! Sudah lama aku tidak bertemu halmonie." ajak Eunhyuk.
"Bukannya nanti hyung ada acara bareng Siwon hyung dan Ryeowook hyung?"
Eunhyuk menepuk jidatnya, "Oh iya benar! Darimana kau tau?"
"Donghae hyung yang memberitahuku." jawab Taemin seraya berkaca membenahi tatanan rambut pirangnya.
"Eh sudah jam 6! Buruan mandi sono! Kamu kan harus sekolah." ucap Eunhyuk yang dibalas gumaman oleh Taemin.
Dengan malas Taemin berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamar Donghae. Eunhyuk keluar kamar Donghae dan masuk ke kamarnya sendiri. Dengan lesu ia kembali membaringkan tubuhnya di ranjang-paling-empuk-sepanjang-masa miliknya.
-----
Drrrttt...ddrrrttt...
Ponsel pink Chan Ra yang diletakkan di atas meja belajarnya berdering.
From : Ryeowook Oppa
Channie! Oppa tunggu kau di depan rumahmu, hari ini dengan senang hati oppa akan mengantarmu ke sekolah ^^
"Tumben oppa mau nganter? Wah pasti ada maunya nih.." gumam Chan Ra. Ia mengambil tas ranselnya di kursi dan langsung keluar kamar.
"Selamat pagi, putriku yang cantik." sapa Jung Soo saat melihat Chan Ra memasuki ruang makan.
"Appa, Wookie oppa hari ini mau mengantarku ke sekolah." kata Chan Ra.
"Jinja? Tumben sekali. Biasanya dia ogah-ogahan kalau diminta nganterin kamu ke sekolah." komentar Jung Soo.
Chan Ra meraih kotak bekalnya dan memasukkannya ke dalam tasnya. Ia meneguk habis susu vanila kesukaannya.
"Appa, aku berangkat dulu ya." Chan Ra berjalan pergi meninggalkan ruang makan sambil melambai ke arah Jung Soo.
"Hati-hati di jalan!" seru Jung Soo sambil membalas lambaian Chan Ra.
"Ne, appa!"
Chan Ra membuka pintu depan rumahnya. Di depan pintu gerbang bercat hijau terparkir mobil sport biru milik Ryeowook. Chan Ra berjalan menghampiri mobil itu dan membuka pintu penumpang di samping kemudi.
"Annyeong~ oppa!" seru Chan Ra saat membuka pintu.
"Annyeong~ Channie!" Ryeowook tersenyum lebar saat Chan Ra masuk ke mobilnya.
"Tumben oppa mau mengantarku? Pasti ada maunya...ya kan??" tebak Chan Ra.
"Hehehe...nggak tuh. Tiba-tiba aja pengen nganterin kamu." bantah Ryeowook.
"Yang bener?" selidik Chan Ra.
"Ehm..nggak juga sih." kata Ryeowook ragu. Chan Ra terdiam, menunggu kelanjutan kalimat Ryeowook.
"Nanti malam kamu ada acara nggak? Aku mau ngajak kamu jalan-jalan.." akhirnya Ryeowook mengaku.
"Nggak ada. Wah, jalan-jalan? Boleh juga tuh, jalan-jalan kemana?" tanya Chan Ra antusias.
"Rahasia." kata Ryeowook sembari tersenyum penuh arti.
Chan Ra merengut sebal. Mobil Ryeowook langsung melaju meninggalkan kawasan perumahan elite tersebut.
-----
Seorang gadis cantik berjalan keluar dari gedung agensinya. Dengan tergesa-gesa ia masuk ke mobilnya dan menjalankannya keluar dari area parkir.
Ponsel gadis itu berbunyi...
"Yoboseo.." sapa gadis itu pada orang yang meneleponnya.
"YA!! Choi Sooyoung!"
Sooyoung menghela napas. Ia memutar bola matanya dengan malas, lalu kembali memusatkan perhatian pada jalanan di depannya.
"Pelankan suaramu. Bisakah kau tidak membentak adikmu sendiri, oppa?" keluh Sooyoung.
"YA! Aku punya berita penting untukmu. Cepatlah kemari! Aku tau sekarang kau sedang tidak ada jadwal."
"Oppa odiesso?" tanya Sooyoung seraya melirik arlojinya.
"Di cafe, seperti biasa..." jawab Siwon.
"Baiklah, aku akan kesana."
Bip. Sooyoung memutuskan sambungan telepon terlebih dahulu. Ia kembali fokus ke jalanan Seoul yang mulai ramai karena sekarang sudah waktunya jam makan siang.
-----
"Tuan, saya mendapat kabar bahwa Lee Sungmin ssi mengirim putranya ke Amerika untuk menyelesaikan kasus tuduhan korupsi." lapor anak buah pada atasannya.
"Mwo??"
"Lee Sungmin ssi mengirim putranya yang bernama Lee Donghae untuk menyelesaikan kasus tuduhan korupsi. Lee Donghae ssi tidak sendirian, ia ditemani salah seorang putra presdir Kim Corporation." jelas sang anak buah.
"Carikan data mengenai putra presdir Kim secepatnya!"
"Baik, tuan muda Cho."
Lima menit kemudian anak buah Kyuhyun kembali masuk ke ruangan sang majikan. Ia menyerahkan dua lembar print-out data diri putra keluarga Kim.
"Kim Jong Woon...umur 23 tahun...pernah kuliah di Amerika...sekarang bekerja di perusahaan keluarganya...punya kemampuan analisis setingkat agen CIA..." Kyuhyun berhenti membaca data diri Kim Jongwoon.
"Gawat...anak ini bisa menghancurkan seluruh rencana yang telah kubuat. Aku harus melakukan sesuatu..." gumam Cho Kyuhyun.
-----
Heechul duduk di sofa ruang kerjanya sambil membaca koran. Lima menit yang lalu ia baru saja mendapat informasi bahwa Seol Bi, Donghae, dan Jongwoon sudah tiba di Amerika. Sebentar lagi pasti ia menelepon, pikir Heechul.
Benar saja apa yang dipikirkan Heechul, kini ponselnya yang ada di atas meja berdering. Heechul mengambil ponselnya dan melihat layarnya.
"Yeobo.." sapa Heechul.
"Aku sudah sampai di Amerika. Jongwoon dan Donghae, mereka baik-baik saja. Bagaimana kabar Ryeowookie?" tanya Seol Bi.
Heechul mendecakkan lidahnya, "Lebih baik kau tanya sendiri padanya."
"Ah, benar juga. Apa kalian benar-benar sarapan tadi pagi?"
"Tentu saja."
"Ingat! Selama aku pergi tidak ada ramen yang masuk ke perut kalian!" seru Seol Bi.
Heechul menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ckckck, arasseo. Jaga dirimu baik-baik. Titip salam buat Donghae dan Jongwoon."
"Oke. Makanlah yang teratur dan jangan lupa minum obat."
"Arasseo." Bip. Heechul yang lebih dulu memutuskan sambungan telepon.
Heechul teringat bahwa temannya Sungmin tadi malam menginap di rumah mertuanya di Incheon. Ia segera mencari nama Sungmin di kontaknya dan langsung menghubunginya.
"Yoboseo, Sungmin-ah!" sapa Heechul.
"Oh, Heechul-ah. Wae geurae?"
"Ahni. Apa kau masih di Incheon?" tanya Heechul, tangan kanannya yang tidak memegang ponsel sibuk membolak-balik koran di atas meja.
"Iya, aku masih di Incheon."
"Kapan kau pulang ke Seoul?"
"Hmm..mungkin sore ini. Aku harus mengunjungi istriku."
"Bagaimana dengan Eunhyuk?"
"Aku sudah menyuruh Taemin untuk menemaninya."
"Apakah Taemin tau kepergian Donghae?" tanya Heechul was-was.
"Dia sudah tau, tapi aku menyuruhnya untuk menutup mulut dihadapan siapapun termasuk Eunhyuk." jawab Sungmin tenang.
"Baiklah, jaga dirimu baik-baik, teman!" Heechul memutuskan sambungan telepon dan menaruh ponselnya di atas meja.
-----
Sooyoung keluar dari mobilnya dan langsung berjalan memasuki sebuah cafe di pinggiran kota Seoul. Cafe itu adalah cafe favorit Sooyoung dan Siwon. Dari luar cafe Sooyoung bisa melihat Siwon yang duduk menghadap keluar jendela. Siwon melambaikan tangannya.
"Oppa.." sapa Sooyoung.
"Aku ingin memberitahumu sesuatu." kata Siwon serius.
"Tentang apa?" tanya Sooyoung antusias.
"Donghae."
Tubuh Sooyoung menegang. Dengan kaku ia meletakkan kedua tangannya di atas meja.
"Ada apa dengan Donghae?" tanya Sooyoung sedikit khawatir.
"Ia sudah pergi ke Amerika."
"Mwo?"
"Tadi malam Donghae berangkat ke Amerika naik pesawat pribadi keluarga Jongwoon bersama Jongwoon dan Seol Bi ahjumma." jelas Siwon.
"Untuk apa Donghae pergi ke Amerika?"
"Entahlah..." Siwon menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Sooyoung merogoh tasnya dan mengeluarkan ponselnya. Ditekannya tombol gagang hijau. Ponsel tidak aktif. Lagi ia mencoba menghubungi Donghae. Tapi hasilnya sama saja, ponsel Donghae sedang tidak aktif.
"Donghae oppa.."
-----
Ryeowook berlari tergesa-gesa ke ruang kelasnya. Pagi ini ia sudah terlambat 10 menit gara-gara mengantar Chan Ra ke sekolah. Di belokan menuju ruang kelasnya muncul seorang namja yang terlihat 'ndugal' dengan penampilannya yang semrawut.
"Wookie-ah! Colut yok!" ajak namja itu. Ryeowook berhenti dan menatap namja itu lekat-lekat.
"Shireo! Aku sudah terlambat 10 menit, kali ini biarkan aku masuk kelas!" bentak Ryeowook.
"Aahh...sudahlah ayo ikut denganku!" namja itu menarik tangan Ryeowook dan menyuruhnya untuk mengikutinya.
"Jonghyun-ah! Kalau kau tidak melepaskan tanganku, kuadukan kelakuanmu pada appaku!" Ryeowook berusaha melepaskan cengkeraman di tangannya.
Namja bernama lengkap Kim Jonghyun itu melepaskan cengkeramannya di tangan Ryeowook. Ia mundur selangkah untuk memberi jalan Ryeowook.
"Nah, sampai jumpa!" Ryeowook berjalan meninggalkan sepupunya itu sambil melambaikan tangannya.
Ryeowook sampai di depan pintu kelasnya. Ia cekikikan sendiri melihat tingkah Jonghyun yang sok hebat. Ia memutar kenop pintu dan masuk ke kelasnya. Di kelas pelajaran sudah dimulai sejak 15 menit yang lalu. Ryeowook tidak bisa menyembunyikan tawanya mengingat kejadian tadi.
"Kim Ryeowook-ssi!" bentak sang dosen.
"Nde?" Ryeowook menatap sang dosen heran. Saat itu ia baru menyadari bahwa semua temannya memandangnya aneh.
-----
Dengan susah payah Jongwoon dan Donghae menyeret dua koper besar yang masing-masing ada di tangan mereka. Sedangkan Seol Bi masih asyik menelepon seseorang.
"Donghae-ah! Dimana kita akan tinggal?" tanya Jongwoon.
"Appa sudah menyiapkan apartemen untuk kita. Letaknya tidak terlalu jauh dari bandara ini." jawab Donghae.
"Jongwoonie, eomma harus pergi sekarang. Teman eomma sudah menunggu di lokasi butik baru eomma. Bye, Jongwoonie! Bye, Donghae-ah! Jaga diri kalian baik-baik!" Seol Bi langsung menyeret kopernya dan pergi meninggalkan Jongwoon dan Donghae.
Jongwoon dan Donghae saling berpandangan heran dan mengangkat bahu. Tanpa ba-bi-bu lagi mereka berdua langsung meninggalkan bandara. Yang ada di pikiran mereka adalah : cepat pulang dan tidur!
-----
Sebuah mobil hitam mewah terparkir di dekat gerbang Seoul High School. Jam sekolah sudah usai, dan sekarang para siswa terlihat saling berebut untuk segera keluar dari lingkungan sekolah. Sebagian ada yang langsung pulang ke rumah mereka, sebagian lagi ada yang masih bergerombol di depan halte untuk menunggu datangnya bis. Seorang yeoja cantik keluar dari gerbang dan terlihat celingukan mencari mobil yang biasa menjemputnya. Mobil hitam itu melaju pelan dan kini berhenti tepat di depan yeoja itu. Kaca pintu mobil pun dibuka.
"Chan Ra-ah!" seru sang pengemudi mobil.
"Oh? Bukankah Anda...tuan Jung Yunho?" tanya Chan Ra ragu.
Yunho tertawa kecil, "Iya benar. Tolong jangan panggil aku tuan. Aku ini appamu, bukan atasanmu."
Chan Ra terdiam, tidak tau harus berkata apa.
"Naiklah, appa akan mengantarmu ke rumah." kata Yunho. Chan Ra terlihat ragu-ragu menerima tawaran Yunho.
"Aku akan mengantarmu ke rumah Jung Soo." kata Yunho yang menyadari keraguan Chan Ra.
Yunho keluar dari mobil dan menuntun Chan Ra ke pintu penumpang di sebelah kemudi. Yunho membuka pintu mobil dan Chan Ra pun masuk ke mobil.
"Benarkah Anda appa saya?" tanya Chan Ra saat Yunho sudah duduk di balik kemudi.
Yunho tersenyum lembut. Dielusnya pelan rambut Chan Ra.
"Iya, nak. Aku appamu. Dan kamu anakku." kata Yunho.
Mobil Yunho melaju meninggalkan area sekolah, menuju kediaman keluarga Park.
-----
Kantor LSM Hotel, 4:00 p.m
Mata Sungmin terfokus pada layar laptop di hadapannya. Layar laptopnya tengah menampilkan laporan anak buahnya yang berada di Amerika.
"Jadi...aku terancam kehilangan LSM Hotel karena tuduhan korupsi itu? Bagaimana bisa..." gumam Sungmin.
"Benarkah Kyuhyun yang melakukan semua ini? Kenapa dia melakukannya? Apakah karena harta? Mengapa tuan Cho hanya percaya pada Kyuhyun?" tanya Sungmin bertubi-tubi lebih pada dirinya sendiri.
Sungmin menutup layar laptopnya perlahan. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja kerjanya. Dengan ragu ia memencet beberapa nomor dan menempelkan ponselnya ke telinganya.
"Yoboseo.." sapa seseorang di seberang sana.
"Apa kabar, teman lamaku?"
-----
~TBC~
*tarik napas lega* Alhamdulillah part 3 akhirnya selesai. Jangan lupa buat kasih komentar kamu ya. Maaf kalau ada kesalahan ketik. AYO KOMENTAR KOMENTAR KOMENTAR!! BUT PLEASE, JANGAN ADA YANG NGEBASH!!
Komentar kamu bikin aku semangat buat ngelanjutin fanfic ini ^^ See u in next chapter..

©Safira Alhana

3 komentar:

  1. ngook aku tambah galau abis baca ini
    huwaa halmonie aku kangen someone
    tapi
    PART 4 AKU TUNGGU !
    huwaaa eunhyuk kasihan DONGHAE JAHAT

    BalasHapus
  2. wkwkwk...kangen spo sih?? mesti aku gk dikasi tau.. :'(
    hehehe..

    Thanks for your comment ^^
    -Cia Park-

    BalasHapus

Please leave your comment here! Thanks :)
-Safira Alhana-