Our Family Part 2
Author : Safira Alhana a.k.a Park Chan Ra / Sung Ji Mi @hanna_ryeong9
Cast :
- Kim Heechul suju
- Han/Kim Seol Bi (Ocs)
- Kim Jong Woon a.k.a Yesung suju
- Kim Ryeowook suju
- Lee Sungmin suju
- Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk suju
- Lee Donghae suju
- Park Jungsoo a.k.a Leeteuk suju
- Park Chan Ra (Author)
- Kim Kibum SHINee
- Lee Taemin SHINee
- Cho Kyuhyun suju
- Choi Sooyoung SNSD
- Choi Siwon suju
- And other...
Genre : Family, Friendship, Romance, Comedy
Rating : PG-13
Length : Chapter
Disclaimer : Plot dan fanficnya asli punya saya. Jebal, jangan dicopas seenaknya ><
Untuk versi lengkap bisa baca di safiraalhana.wordpress.com maksudnya versi lengkap tuh ada pictnya..
Previous
PROLOG | Part 1
-----------------------------------------------------------
"Kau ini, sudah lupa terlambat pula." cibir Eunhyuk saat Siwon mendekatinya dan Donghae.
"Mianhae hyuk-ah. Tadi jalanan macet." kata Siwon.
"Sudahlah. Kita mulai main saja." ajak Donghae.
Siwon dan Eunhyuk akhirnya berhenti berdebat dan mengikuti Donghae ke ruang ganti.
"Eh Hyuk, foto-foto yuk!" Siwon mengeluarkan ponselnya.
"Ayok!" Eunhyuk setuju.
"Aku juga ikut hyung!" Donghae menyusup disamping Siwon.
Mereka bertiga asik berselca ria. Setelah Eunhyuk selesai memotret, Siwon langsung cekikikan melihat hasilnya.
"Parah tuh Donghae pose-nya! Hahaha..." Siwon tertawa.
Donghae hanya diam.
"Upload ke twitter ya Won!" seru Eunhyuk.
"Okelah.." Siwon masih asik mengutak-atik ponselnya, mungkin lagi twitteran.
"Hyung jangan diupload dong, poseku nggak enak dilihat tauk!" Donghae mewek.
"Terlambat! Udah diupload!" teriak Siwon.
Donghae berlari mengejar Siwon sampai di lapangan. Eunhyuk ngakak lihat kelakuan mereka berdua.
-----
Jung Soo berjalan lemas menuju sofa. Baru saja ia mendapat telepon dari Jung Yunho, rekan kerjanya yang ternyata sudah mengetahui bahwa ialah ayah kandung dari Chan Ra. Pembicaraan singkat tadi benar-benar mengganggu pikirannya.
"Aku tahu, ternyata akulah ayah kandung dari Chan Ra, bukan kau."
"Lalu?"
"Aku ingin kau mengembalikan Chan Ra padaku."
"Kalau aku tidak mau?"
"Aku akan mengambil paksa Chan Ra darimu."
"Jika tidak berhasil?"
"Lihat saja apa yang akan terjadi nanti pada karirmu!"
Baru saja ia meletakkan ponsel di meja, benda itu kembali berbunyi nyaring. Jung Soo mengambil ponselnya dan melihat tulisan di layar.
Ryeowook calling...
Ia mengerutkan kening bingung. Ada apa Ryeowook meneleponnya?
"Yoboseo, Ryeowook-ah!"
"Yoboseo, paman Jung Soo! Itu...Chan Ra...dia..dia..." Ryeowook berkata dengan panik di seberang sana.
"YA! Bicara yang jelas Wookie-ah! Wae geurae?" Jung Soo mulai panik, cepat-cepat ia mengambil jasnya dan berlari keluar ruang kerjanya.
"Chan Ra, dia dibawa paksa oleh orang yang tak dikenal!" seru Ryeowook.
"Mwo?? Kau dimana sekarang??" tanya Jung Soo. Ia menghidupkan mesin mobilnya dan langsung keluar parkiran.
"Di depan sekolah Chan Ra."
"Coba kau lihat dan hafalkan nomor plat mobilnya!" perintah Jung Soo.
"Baiklah paman."
"Aku akan kesana sekarang." Jung Soo langsung memutuskan sambungan telepon.
Ia menambah kecepatan mobilnya menjadi 90 km/jam. Jalanan yang dilewatinya lumayan sepi. Dalam waktu 10 menit ia sudah sampai di depan Seoul High School. Ia melihat Ryeowook yang berdiri bersandar di pintu mobil sportnya. Cepat-cepat ia keluar dari mobil dan berlari menghampiri Ryeowook.
"Kemana mereka membawa Chan Ra?" tanya Jung Soo.
"Tadi aku sempat mengikuti mobil yang membawa Chan Ra. Lalu aku kehilangan jejaknya. Kurasa mereka membawa Chan Ra ke daerah Apgujeong." jawab Ryeowook.
Jung Soo terdiam. Apgujeong? Bukankah itu kawasan tempat kerja Jung Yunho?
"Bisakah kau mengantarku ke sana?"
"Tentu saja, paman." Ryeowook langsung masuk ke mobil diikuti Jung Soo yang kini duduk disebelahnya.
Mobil sport biru milik Ryeowook melesat pergi meninggalkan area Seoul High School.
"Paman, perlukah kita menelepon polisi?" tanya Ryeowook.
"Jangan. Untuk sementara jangan ada polisi yang ikut campur masalah ini." jawab Jung Soo.
"Arasseo."
Mobil Ryeowook berhenti di pinggir jalan. Di depan mereka ada jalan yang bercabang ke kanan dan ke kiri.
"Aku kehilangan jejak mereka disini, paman." kata Ryeowook.
"Apa kau mengingat nomor plat mobilnya?" tanya Jung Soo.
Ryeowook menyodorkan secarik kertas yang bertuliskan nomor plat mobil yang membawa Chan Ra.
"Aku akan meminta temanku untuk menyelidikinya." ucap Jung Soo.
Jung Soo merogoh saku jasnya dan mengeluarkan ponselnya. Ia berusaha untuk menelepon Chan Ra.
"Chan Ra-ah!"
"Appa!" teriak Chan Ra diseberang sana. Jung Soo mendengar suara meja yang digebrak.
"Kau baik-baik saja, nak?" tanya Jung Soo panik.
Bip. Sambungan tiba-tiba terputus. Jung Soo semakin panik.
"Wookie-ah! Cepat belok ke kiri. Aku tahu dimana Chan Ra berada."
-----
Chan Ra berusaha memberontak ketika ia dipaksa untuk mengikuti orang yang tak dikenalnya itu. Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah restoran mewah di daerah apgujeong. Laki-laki bertubuh kekar yang tak dikenal Chan Ra itu kembali memaksa Chan Ra untuk mengikutinya. Chan Ra membaca tulisan di papan nama restoran itu.
Cho Restaurant
Chan Ra tiba di sebuah ruangan yang dipikirnya adalah ruang kerja si pemilik restoran. Seorang laki-laki yang terlihat seumuran dengan appanya sedang berdiri membelakangi Chan Ra dan laki-laki kekar yang membawanya. Perlahan laki-laki yang berdiri menghadap jendela itu membalikkan badannya dan berjalan ke arah Chan Ra. Laki-laki kekar yang tadinya disamping Chan Ra kini menyingkir, lalu pergi keluar ruangan.
Laki-laki yang menghampirinya tersenyum hangat.
"Apa kabar, putriku?" ia memeluk hangat Chan Ra.
Chan Ra terkesiap.
'Apa yang dia bilang tadi? Putriku?' tanya Chan Ra dalam hati.
"Duduklah dulu, sayang." laki-laki itu membimbing Chan Ra untuk duduk di sofa.
"Anda siapa?" tanya Chan Ra ragu-ragu.
Laki-laki itu tertawa.
"Aku ayahmu. Ayah kandungmu. Jung Yunho." kata Yunho.
"Benarkah kau ayah kandungku? Mustahil."
"Kau tidak percaya?"
"Tentu saja!" seru Chan Ra.
Tiba-tiba ponsel Chan Ra berdering. Cepat-cepat ia merogoh saku blazernya dan mengeluarkan ponsel pink miliknya.
Appa calling...
"Letakkan ponselmu dan jangan jawab panggilan dari siapapun!" perintah Yunho. Namun Chan Ra tidak peduli dan langsung menekan tombol gagang hijau.
"Appa!" teriak Chan Ra ketika mendengar suara appanya. Yunho marah dan langsung menggebrak meja.
"Kau baik-baik saja, nak?" tanya Jung Soo panik diseberang sana.
Belum sempat Chan Ra menjawab, ponselnya telah direbut oleh Yunho. Chan Ra memandang Yunho ngeri dan langsung berusaha merebut kembali ponselnya.
"Dengarkan dulu ayahmu ini, Chan Ra!" teriak Yunho.
"Kau bukan ayahku! Ayahku adalah Park Jung Soo. Bukan Jung Yunho!!" Chan Ra balas berteriak.
Yunho terdiam. Ia menatap Chan Ra tanpa ekspresi.
"Sudah lama aku ingin bertemu denganmu. Baru pertama kali ini aku melihatmu setelah belasan tahun aku meninggalkanmu. Dan seperti inikah reaksimu? Kau tidak percaya bahwa aku adalah ayah kandungmu?" kata Yunho lebih kepada dirinya sendiri.
Chan Ra terdiam, menunggu kelanjutan kalimat Yunho.
"Baiklah, aku akan memberimu kesempatan untuk mengenalku. Mengenalku sebagai ayah kandungmu. Jung Soo sudah mengetahui hal ini. Jadi kau bisa bertanya langsung padanya. Sekarang kau boleh pulang. Kangin akan mengantarmu. Sampai jumpa, nak." Yunho berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan itu.
"Agasshi, mari saya antar anda pulang ke rumah?"
-----
Sooyoung tersenyum saat membaca pesan dari kakaknya.
Aku sedang main futsal bareng Eunhyuk dan Donghae.
Secepat kilat Sooyoung mengetik pesan balasan untuk Siwon.
Bolehkah aku kesana? Aku sedang tidak ada jadwal sekarang.
Sent!
Tentu. Kau pasti ingin bertemu Donghae.
Diletakkannya ponsel di dasbor mobil. Sooyoung langsung menghidupkan mesin mobilnya. Ia akan pergi ke tempat futsal dimana Siwon, Eunhyuk dan Donghae bermain. Mobil sport pink milik Sooyoung melaju kencang di jalanan Seoul. Senyum manis menghiasi bibir yeoja cantik itu.
-----
Heechul duduk termenung di kursi kerjanya. Banyak hal yang sedang ia pikirkan sampai-sampai ia tak menyadari bahwa istrinya telah berdiri di hadapannya.
"Presdir Kim!" seru Seol Bi.
"Oh! Yeobo, sejak kapan kau ada disini?" tanya Heechul sedikit kaget.
Seol Bi menggelengkan kepalanya prihatin.
"Ckckck, apa yang sedang kau pikirkan hingga tak menyadari kehadiranku?" tanya Seol Bi.
"Maaf, aku sedang banyak pikiran." jawab Heechul.
"Coba ceritakan padaku apa masalahnya?" Seol Bi duduk di sofa.
Heechul berjalan menuju sofa dan duduk di hadapan Seol Bi.
"Jabatan Sungmin di Amerika terancam. Beredar kabar bahwa manager Malton melakukan korupsi. Saat diperiksa, manager Malton mengaku bahwa ia disuruh oleh Sungmin untuk melakukan itu. Kupikir Sungmin tidak akan melakukan hal itu. Aku kenal dia sejak kami masih ingusan, kau tau kan?" kata Heechul.
Seol Bi mengangguk-angguk mengerti.
"Lalu apa yang akan kau lakukan?" tanya Seol Bi.
"Aku harus membantunya. Inilah kesempatanku untuk membalas budi." kata Heechul.
Seol Bi terdiam, menunggu kelanjutan kalimat Heechul.
"Aku menyuruh Jongwoon untuk ke Amerika. Kau tau kan kemampuan Jongwoon sudah seperti agen CIA?"
"Kau menyuruh Jongwoon ke Amerika? Sendirian??" tanya Seol Bi tak percaya.
"Tentu. Dia kan sudah besar, sudah bisa menjaga diri. Dan dia tidak sendirian, ada Donghae yang akan menemaninya." jawab Heechul.
"Kapan Jongwoon berangkat ke Amrik?"
"Nanti malam."
"Mwo??" Seol Bi berdiri dari duduknya.
"Duduklah, tenangkan dulu dirimu." Heechul menuntun Seol Bi duduk di sofa.
"Maaf aku tidak memberitahumu sebelumnya. Aku harus cepat-cepat mengirim Jongwoon sebelum terlambat." jelas Heechul.
"Kalau begitu malam nanti aku akan ikut Jongwoon ke Amerika." kata Seol Bi.
Heechul terdiam.
"Kau masih ingat proyek restoranku di Amerika bukan?" tanya Seol Bi.
Heechul mengangguk.
"Bukankah kau berencana ke Amerika bulan depan?" tanya Heechul, ia tampak bingung dengan keputusan istrinya.
"Aku hanya ingin memastikan Jongwoon tiba dengan selamat. Tidak ada salahnya kan aku mempercepat keberangkatanku? Aku bisa berlibur disana.." Seol Bi berkata seraya menyandarkan punggungnya di sofa.
"Baiklah, terserah kau saja." kata Heechul pasrah.
-----
Sungmin mengutak-atik ponselnya. Ia sedang mengetik pesan untuk Donghae.
Nanti malam kau harus berangkat ke Amerika. Appa sudah menyiapkan segala sesuatunya untukmu.
Pesan terkirim ke ponsel Donghae. Sungmin kembali memeriksa dokumen-dokumen di meja kerjanya.
Ddrrrttt...ddrrrttt...
Baiklah. Perlukah aku berpamitan dengan Eunhyuk hyung?
Sungmin mengerutkan kening.
Sebaiknya tidak usah, berangkatlah saat Eunhyuk sudah tidur. Appa akan membicarakannya dengan Eunhyuk besok. Kau hanya perlu fokus untuk tugas di Amerika.
Sungmin bangkit dari duduknya. Diliriknya jam tangan perak kado ulang tahun dari Jung Soo.
"Saatnya mengurus keberangkatan Donghae dan Jongwoon. Semoga kalian selamat, nak. Aku selalu mendo'akan yang terbaik untukmu." gumam Sungmin.
-----
"Oppa!" teriak Sooyoung saat Donghae, Siwon dan Eunhyuk sedang asyik bermain futsal.
"Oh, Sooyoung-ah!" seru Siwon. Siwon berlari menghampiri adiknya. Eunhyuk dan Donghae mengikuti di belakang.
"Annyeong Sooyoung ssi." sapa si kembar bersamaan.
Sooyoung hanya membungkuk sedikit membalas sapaan si kembar.
"Aku membawakan ini untuk kalian." Sooyoung mengangkat kedua tangannya yang membawa masing-masing sekantong penuh snack dan minuman.
"Waaahhh...banyak sekali. Gomawo Sooyoung ssi..." mata Eunhyuk berbinar-binar saat mengambil alih kedua kantong plastik itu.
"Duduk dan menunggulah disana." Siwon menunjuk deretan bangku penonton di salah satu sisi lapangan.
Sooyoung mengangguk dan langsung berjalan menuju bangku penonton. Saat ia berjalan melewati Donghae yang asyik memainkan bola dengan kakinya, ia berhenti dan berbisik tepat di telinga Donghae.
"Aku merindukanmu, chagi." bisik Sooyoung.
Donghae kaget. Spontan ia menghentikan aktifitasnya.
"Tapi aku tidak." balas Donghae tanpa menatap Sooyoung.
Donghae langsung berlari-lari menggiring bola menjauhi Sooyoung. Sooyoung menunduk dan tersenyum kecil.
'Berhentilah bersikap seperti itu dihadapanku.' kata Sooyoung dalam hati.
-----
Chan Ra mengambil jus jeruk dihadapannya dan menyeruputnya sedikit demi sedikit. Saat ini ia sedang berada di gazebo dekat kolam renang di rumahnya.
"Appa, coba jelaskan padaku apa yang terjadi?" tanya Chan Ra setelah meletakkan kembali jus jeruknya.
Jung Soo menarik napas dalam-dalam.
"Apa yang ingin kau ketahui?" Jung Soo balik bertanya.
"Benarkah Jung Yunho itu ayah kandungku?"
"Benar." jawab Jung Soo.
"Kenapa tiba-tiba dia mengaku sebagai ayah kandungku?" gumam Chan Ra.
"Sebenarnya dia sudah tau sejak awal bahwa dia adalah ayah kandungmu. Tapi aku melarangnya untuk bertemu denganmu." kata Jung Soo yang mendengar gumaman Chan Ra.
"Kenapa appa melarangnya?" tanya Chan Ra penasaran.
"Dia pasti ingin mengambilmu dariku." jawab Jung Soo.
"Itu sudah pasti. Ayah mana yang tak ingin anaknya kembali." kata Chan Ra.
"Tapi aku tidak mau kehilanganmu, nak." kata Jung Soo seraya menatap Chan Ra.
Chan Ra terdiam. Tidak tau harus berkata apa. Perlahan ia bangkit dari duduknya dan memeluk Jung Soo.
"Appa..." perlahan air mata Chan Ra keluar membasahi pipinya.
Jung Soo balas memeluk putrinya.
"Channie..maafkan appa nak, maafkan appa..."
Chan Ra melepaskan pelukannya.
"Aku berjanji tidak akan meninggalkan appa. Aku sayang appa.."
-----
Seorang namja tampan keluar dari mobil hitam yang membawanya ke suatu tempat. Namja tampan itu tampak membenahi pakaiannya sebelum berjalan masuk memasuki restoran. Dua bodyguard berbadan kekar berjalan di samping kiri-kanan si namja tampan.
"Oh, tuan muda Cho. Selamat datang." sapa seorang pelayan seraya membungkuk.
Namja bernama Cho Kyuhyun itu tetap berjalan masuk ke restoran tanpa mempedulikan sapaan para pegawai. Hingga ia sampai di depan sebuah pintu bertuliskan Manager's Room. Kyuhyun membuka pintu itu dan langsung masuk ke dalamnya. Kedua bodyguard yang mengikutinya tidak ikut masuk melainkan berjaga di depan pintu. Jung Yunho tersenyum lebar dan bangkit dari duduknya.
"Tuan muda Cho, selamat datang!" seru Yunho.
Kyuhyun memaksakan seulas senyum tipis sebelum menjabat tangan Yunho. Yunho mempersilakan Kyuhyun untuk duduk di sofa.
"Langsung saja, aku tak mau berbasa-basi dulu. Tuan Cho menyuruhku untuk memberikan ini padamu." Kyuhyun menyerahkan sebuah map berisi dokumen dari dalam jasnya.
Yunho mengambil map itu dan melihat-lihat isinya.
"Oh ya, ngomong-ngomong, tuan Jung. Apakah perusahaan anda masih bekerja sama dengan LSM Hotel?" tanya Kyuhyun.
Yunho menatap Kyuhyun heran. Lalu ia tertawa.
"Tentu saja, tuan muda." jawab Yunho.
"Aku ingin kau membatalkan kerja sama dengan LSM Hotel." perintah Kyuhyun.
Yunho terdiam.
"Tapi tuan muda, itu adalah perusahaan saya sendiri. Saya rasa Anda tidak berhak untuk mengatur perusahaan saya." kata Yunho.
"Aku akan memberimu uang berapapun yang kau mau." kata Kyuhyun sambil berdiri dari duduknya.
Yunho berdiri dari duduknya dan membungkuk sedikit saat Kyuhyun berjalan meninggalkan ruangannya.
"Aku akan mempertimbangkan tawaranmu itu, Cho Kyuhyun." gumam Yunho.
-----
"Jongwoonie! Ryeowookie! Makan malam sudah siap!" teriak Seol Bi dari lantai bawah.
Jongwoon dan Ryeowook keluar dari kamar dan langsung berlari menuruni tangga.
"Aahh...eomma, aku lapar sekali!" teriak Ryeowook saat berlari menuruni tangga.
"Hey, jangan lari!" seru Heechul.
"Waahh.." Jongwoon langsung menarik kursi makan yang biasa ia tempati. Makan malam hari ini sangat special. Seol Bi memasakkan semua makanan kesukaan Heechul, Jongwoon dan Ryeowook.
"Makanlah yang banyak." kata Seol Bi.
"Ne eomma!" kata Jongwoon dan Ryeowook kompak.
30 menit berlalu. Keluarga Kim asik makan pudding yang dibuatkan oleh Seol Bi khusus untuk mereka. Ryeowook meletakkan mangkuk pudingnya lalu mengelus-elus perutnya.
"Jinjaa...mashita!" kata Ryeowook.
Heechul tersenyum melihat tingkah Ryeowook. Jongwoon yang duduk disebelah Ryeowook terlihat masih asik memakan pudding.
"Sepertinya dia tertidur." kata Heechul.
"Selalu seperti itu." gumam Jongwoon.
"Jongwoon-ah. Jam 10 nanti kau harus segera ke bandara." kata Heechul mengingatkan.
Jongwoon mengangguk.
"Eomma akan ikut denganmu, nak." kata Seol Bi.
"Mwo? Kenapa eomma ikut?" tanya Jongwoon heran.
"Eomma mau mengunjungi tempat dimana cabang restoran akan dibuka di Amerika. Sebetulnya itu jadwal eomma untuk bulan depan. Tapi apa salahnya jika eomma berangkat sekarang sekaligus menemani anak eomma yang akan menjalankan misi berbahaya?" jelas Seol Bi.
"Aku tidak sedang memburu teroris yang membuat hancur gedung kembar, eomma." kata Jongwoon sedikit kesal.
Heechul dan Seol Bi tertawa.
"Apakah tidak apa-apa Wookie tidak tau tentang kepergianku?" tanya Jongwoon.
"Serahkan Wookie pada appa." jawab heechul.
"Aku yakin Wookie akan mengerti." kata Seol Bi.
Heechul berdiri dari duduknya. Ia berjalan mendekati Ryeowook dan menggendongnya.
"Aku akan membawanya ke kamar dulu." kata Heechul.
Setelah Heechul pergi menggendong Ryeowook ke lantai atas, Yesung kembali mengobrol dengan eommanya.
"Jaga dirimu baik-baik Jongwoonie. Sejujurnya eomma tidak ingin kau melaksanakan misi bahaya ini." kata Seol Bi.
Jongwoon menggenggam tangan eommanya.
"Tenanglah, eomma. Aku berjanji akan menjaga diriku sendiri dengan baik. Aku akan menelepon eomma setiap hari, appa dan Wookie juga." kata Jongwoon.
"Sekarang beristirahatlah dulu. Eomma sudah menyiapkan kopermu dan barang-barang lainnya." kata Seol Bi.
Jongwoon berjalan meninggalkan ruang makan setelah sebelumnya mengucapkan selamat malam kepada eommanya. Saat ia mulai menaiki anak tangga yang pertama, ia berhenti. Dilihatnya foto yang dipajang di dinding di samping tangga. Foto dirinya dan dongsaengnya, Ryeowook.
Foto itu adalah foto favoritnya. Ia tersenyum memandangi foto itu.
Jongwoon kembali menaiki anak tangga hingga ia sampai di lantai dua. Dilihatnya sekilas pintu kamar Ryeowook yang tepat di sebelah tangga. Ia membuka pintu itu dan masuk ke kamar dongsaengnya. Ketika Jongwoon masuk ke kamar Dongsaengnya, hal pertama yang dirasakannya adalah bahwa kamar itu terasa ceria, seperti si penghuni kamar. Dinding-dinding kamarnya banyak dipenuhi oleh foto-foto dan hiasan dinding lainnya. Salah satu foto berfigura besar di atas meja komputer menarik perhatian Jongwoon.
Keluarga yang sedang bahagia.. hyung yang sangat tampan, appa yang sangat bijaksana, eomma yang tentunya sangat terharu karena aku memakai jas *sayang sekali eomma tidak bisa ikut berfoto karena eomma yang menjepretkan foto ini untuk kami ^^* dan anak bungsu mereka yang sangat imut.. ^^ Keluarga Kim yang berbahagia.. ^^
Jongwoon membaca tulisan di kertas yang ditempelkan dibawah foto itu. Ia menyeka air mata yang keluar dari matanya.
"Ryeowook-ah..."
-----
~TBC~
KOMENTARNYA DITUNGGUU!!!
Bingung mau naruh tulisan TBC di mana..>< maaf kalau kurang memuaskan
©Safira Alhana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please leave your comment here! Thanks :)
-Safira Alhana-